Massa Diimbau Tak Beraksi di Gedung DPR

Massa Diimbau Tak Beraksi di Gedung DPR
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Massa "Aksi Bela Islam Jilid II" memiliki tujuan akhir di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (4/11). Di sana, massa aksi akan menyerahkan petisi adili Basuki Tjahaja Purnama ke Presiden Joko Widodo.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menerangkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Koordinator Lapangan Gerakan Nasional Pengawal‎ Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) ‎Bahtiar Nasir dalam mengawal massa aksi.‎

"Mereka merencanakan untuk demo di depan Istana saja. Kemudian nanti setelah salat jumat ada orasi," kata Tito di Monas, Jakarta Pusat.

Di Istana Presiden, kata Tito, perwakilan demonstrasi berjumlah 25 orang akan diterima. Namun, lanjut Tito, bukan Presiden Joko Widodo yang menerima perwakilan tersebut.

‎"Ada 25 orang delegasi yang masuk ke Istana. Kemungkinan besar akan diterima oleh Menkopolhukam, Mensesneg, dan Menag. Akan hadir juga dari Komisi III DPR," jelas Tito.

Karenanya, dia mengimbau agar pendemo tidak berorasi di Gedung MPR-DPR. Sebab, massa akan membuat kemacetan parah di seputar Semanggi-Senayan.

‎"Nanti akan menggagu lalu lintas. Kasihan masyarakat yang lain. Juga teman-teman DPR meminta agar segera aspirasinya diterima. Dan setelah itu membubarkan diri. Kami tidak izinkan rekan pendemo menginap di DPR, karena akan menganggu masyarakat. Tidak ada manfaatnya," kata dia.

Mengenai tuntutan demonstran, kata Tito, pihaknya sudah menggulirkan proses penegakan hukum terhadap Ahok.‎ 

JAKARTA - Massa "Aksi Bela Islam Jilid II" memiliki tujuan akhir di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (4/11). Di sana, massa aksi akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News