Masyarakat Diimbau Tak Mengonsumsi Daging Ikan Hiu yang Terdampar
jpnn.com - PARIGI – Masyarakat Pangandaran, Jawa Barat, diimbau berhati-hati mengonsumsi daging hiu yang terdampar di pantai setempat. Pasalnya, ada kemungkinan daging hewan mamalia itu mengandung penyakit yang dapat membahayakan manusia.
Kepala Seksi Kelautan dan Sumber Daya Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan, Pertanian dan Kehutanan (KPK) Kabupaten Pangandaran Ade Supriatno mengatakan, menyentuh mamalia laut yang mati sangat tidak disarankan bagi perempuan yang sedang hamil, anak-anak, atau orang dengan luka terbuka di tubuhnya.
“Mamalia laut membawa beban tinggi parasit alami yang sangat banyak,” terang Ade kepada Radar Tasikmalaya, Minggu (4/12).
Apabila mamalia laut ditemukan mati di perairan dangkal, lanjut Ade, penanganan yang harus dilakukan adalah menenggelamkannya kembali ke perairan dalam.
Sebab, bangkai mamalia tersebut telah mengalami dekomposisi yang membuat parasit naik ke kulitnya. Parasit inilah yang berbahaya bagi manusia.
“Cara lainnya adalah dengan bakar dan dikubur,” beber Ade.
Imbauan ini diutarakannya menyusul terdamparnya seekor ikan hiu paus tutul berbobot satu ton di Pantai Bojong Salawe, Parigi, Pangandaran, Minggu (4/12), siang.
Berdasarkan laporan dari nelayan dan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas), ikan paus hiu tutul tersebut sempat berusaha diselamatkan.
Namun, karena peralatan yang digunakan kurang memadai dan lokasinya berada di perairan dangkal, usaha gagal.
PARIGI – Masyarakat Pangandaran, Jawa Barat, diimbau berhati-hati mengonsumsi daging hiu yang terdampar di pantai setempat. Pasalnya, ada kemungkinan
- Begini Kronologi Kecelakaan Ambulans dan Truk Gandeng di Tol Batang-Semarang
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya
- Rahima Istri Mantan Gubernur Jambi Dituntut 4 Tahun 5 Bulan Penjara
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Ditahan Jaksa terkait Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan