Masyarakat Dijejali Informasi Salah Mengenai Reklamasi

Masyarakat Dijejali Informasi Salah Mengenai Reklamasi
Reklamasi. Foto: Indopos

Terlebih, air permukaan laut terus menerus naik, sementara daratan Jakarta berada di bawah permukaan air laut.

"Bila tidak dibuat tanggul, maka Kota Jakarta bagian utara akan tenggelam. Maka dari itu, pemerintah punya Program bikin tanggul laut besar. Hal itu dilakukan karena kita berpikir 20 tahun lagi, tidak hanya berpikir tahun ini saja," ujarnya.

Dirinya memastikan, reklamasi tidak akan mematikan kehidupan nelayan tradisional. Alasannya, kata dia, Pemprov DKI akan menjamin kehidupan nelayan tradisional di Jakarta harus lebih baik.

Paling tidak, kata Djarot, pihaknya akan memperbaiki kampung nelayan di Muara Angke menjadi pemukiman yang layak huni, higienis dan tertata rapi, tidak kumuh.

Djarot mengungkapkan, nantinya akan dibangun kawasan nelayan yang baru di dekat Giant Sea Wall. "Masa mau seperti ini terus? Nggak mau kan ya? Saya pastikan ini akan perbaiki dan ditata," janjinya.

Dalam sejumlah kesempatan, Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali mengatakan, ada banyak keuntungan ekonomis dari proyek reklamasi pantai utara Jakarta.

Selain mendapatkan tambahan PAD untuk Pemprov DKI Jakarta, proyek reklamasi akan sangat berdampak pada para nelayan dan masyarakat di sekitarnya.

Peneliti Teknik Lingkungan FTUI itu mengatakan, ada dua pilihan untuk nelayan terkait proyek reklamasi Teluk Jakarta. Pertama, lingkungan sosial nelayan sangat kumuh dan kotor.

Citra negatif proyek reklamasi Teluk Jakarta terbentuk karena masyarakat selama ini menerima informasi yang tidak benar.

Sumber Indopos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News