Masyarakat Saat Ini Lebih Banyak Menabung daripada Konsumsi
‘’Tapi kalau pemerintah jadi menurunkan tingkat batas pendapatan tidak kena pajak (PTKP), baru terasa. Jadi daya beli itu yang tercermin dari konsumsi, tidak ada gangguan dari mana-mana,’’ katanya.
Menurut dia, beberapa pihak yang menyatakan daya beli melemah berasal dari kenyataan omzet beberapa outlet ritel modern dan penjualan barang menurun.
‘’Tapi kenyataan itu tidak mencerminkan daya beli masyarakat secara keseluruhan,’’ ujarnya. Daya beli akan turun seandainya peningkatan pendapatan lebih lambat ketimbang kenaikan harga-harga pada umumnya.
‘’Ritel modern dan beberapa barang yang penjualannya turun seperti semen dan pakaian tidak mencerminkan seluruh belanja masyarakat,’’ jelasnya.
Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Aulia E. Marinto menambahkan, kini pola konsumsi masyarakat makin efisien dengan beralih ke sistem e-commerce.
Prospek dan pertumbuhan industri e-commerce memang telah dirasakan. Namun, perlu dorongan mengakselerasi pertumbuhan agar terjadi efek multiplier bagi industri lainnya.
Dia merinci, pasar e-commerce di Asia Tenggara tumbuh dari USD 5,5 miliar pada 2015 menjadi USD 87,8 miliar pada 2025. Ada sekitar 3,8 juta pengguna baru hadir setiap bulan di industri e-commerce. Indonesia berkontribusi 50 persen dari pengeluaran e-commerce pada 2025.
Adapan estimasi investasi e-commerce sampai tahun ini diperkirakan USD 9 miliar. ‘’Pasar e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai USD 130 miliar pada 2020 mendatang,’’ timpalnya.
Sempat muncul opini telah terjadi penurunan daya beli masyarakat ketika pertumbuhan ekonomi stagnan pada kuartal kedua 2017.
- Pilih Mana Celengan atau Rekening Bank untuk Merencanakan Keuangan
- Wanita Danantara
- Anis Byarwati Minta Pemerintah Waspada pada Angka Deflasi Tahunan
- Deflasi Tahunan Kembali Terjadi sejak Maret 2000, Daya Beli Masyarakat Aman?
- Happinest Fest Jadi Langkah Awal Bank Saqu Mengedukasi Anak untuk Menabung
- PHK Massal, Rupiah Anjlok, hingga Teror PPN 12 Persen Menghantui Perekonomian