Masyarakat Sumenep 'Tumplek Blek' di Parade Musik Tong-Tong

Masyarakat Sumenep 'Tumplek Blek' di Parade Musik Tong-Tong
Ilustrasi. Foto: fajar

"Awalnya tidak seperti ini. Namun karena perkembangan zaman, masyarakat mengembangkannya dengan berbagai instrumen lain. Ditambah para penari yang ada di depan kendaraan," ujar Sufiyanto.

Lebih lanjut Sufiyanto mengatakan, karena tingginya antusiasme masyarakat dan peserta pawai, kegiatan ini biasanya akan berlangsung hingga pukul 03.00 dini hari.

"Ini memang sudah menjadi seperti pestanya masyarakat Sumenep. Kegiatan yang selalu dinanti, dan bagi Pemkab ini merupakan kegiatan yang harus selalu dilaksanakan," ujar Sufiyanto.

Bupati Sumenep A. Busyro Karim mengatakan, Parade Musik Tong-Tong atau Ul-daul ini merupakan bagian dari peringatan HUT Kabupaten Sumenep yang tahun ini mengusung tema "Sumenep Spektakuler". Dari berbagai rangkaian kegiatan, salah satu yang paling dinanti adalah parade musik Tong-Tong ini.

"Buktinya tidak hanya peserta dari Sumenep, namun turut memeriahkan adalah kelompok dari Kabupaten Sampang dan Pamekasan," ujar Busyro Karim.

Ia berharap kegiatan ini dapat benar-benar memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Sumenep. Dimana rangkaiannya masih akan berlanjut hingga akhir Oktober nanti.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik kegiatan ini. Dengan berbagai potensi yang ada, Menpar yakin Sumenep akan menjadi primadona baru pariwisata di Indonesia dan Jawa Timur pada khususnya. Mulai dari wisata alam, religi, budaya, sejarah, minat khusus, kuliner, geowisata dan lainnya.

"Sumenep punya Pulau Giliyang yang merupakan pulau dengan kandungan oksigen tertinggi. Sehingga tak ayal masyarakatnya sehat dan bugar meski sudah berusia 80 tahun. Bahkan ada pula yang sudah berusia 115 tahun. Ini merupakan daya tarik yang kuat," ujar Menpar Arief Yahya.

Alat musik tong-tong, ditambah gamelan, terompet dan juga hadra saling bersautan menghadirkan satu kombinasi musik yang mengasyikkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News