Mau Tidak Mau, Mat Halil Harus Off
jpnn.com, JAKARTA - Tidak banyak keputusan mengejutkan yang lahir dari manager meeting Liga 2 yang berlangsung di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Makostrad), sore kemarin (30/3)
Memang, pertemuan lebih tiga jam yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi itu tidak lebih dari mimbar persetujuan semua draft regulasi yang sudah disusun oleh PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru) yang menjadi operator kompetisi.
Pasalnya, untuk menghindari adanya debat kusir, Edy sengaja memberikan banyak kesempatan kepada para peserta untuk memberikan aspirasi.
"Keputusan sudah diambil dan sudah disepakati oleh seluruh peserta. Jadi, mulai saat ini, kami akan fokus untuk persiapan kickoff yang akan berlangsung pada 19 April mendatang," kata Edy Rahmayadi setelah melakukan pertemuan dengan para klub.
"Laga pertama akan berlangsung di Sleman dengan mempertemukan PSS Sleman dan PSCS Cilacap," tegasnya.
Pria yang juga Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menambahkan, sejatinya total 61 peserta yang harus mengambil bagian dalam kompetisi tersebut.
Hanya saja, dalam detik-detik terakhir, Persiwa Wamena memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam kompetisi musim ini dengan alasan tidak memiliki pemain.
Dengan begitu, lanjut Edy, tim yang bermarkas di Wamena, Papua itu dengan terpaksa harus terdegradasikan ke Liga Nusantara sebelum berkompetisi.
Tidak banyak keputusan mengejutkan yang lahir dari manager meeting Liga 2 yang berlangsung di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Makostrad),
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: PSSI Jual Tiket Terusan Laga Indonesia vs Irak & Filipina, Cek Harganya
- PSSI Mengecam Aksi Rasis Fan Timnas Indonesia ke Pemain Guinea
- Karena Erick Thohir, Hanung Bramantyo Kembali Cinta Sepak Bola
- Sikap Raffi Ahmad Setelah RANS Nusantara FC Terdegradasi ke Liga 2
- Erick Thohir Ungkap Mimpi Garuda yang Ingin Terus Terbang Tinggi
- Semifinal Piala Asia U-23, Shin Tae Yong Sudah Mempelajari Gaya Permainan Timnas U-23 Uzbekistan