Mbak Rerie Tantang Partai Politik untuk Mampu Mengedepankan Budaya Berpikir Kritis

Mbak Rerie Tantang Partai Politik untuk Mampu Mengedepankan Budaya Berpikir Kritis
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka acara Bimbingan Teknis bertema Sinergisitas Partai Politik dalam Pembangunan Daerah di Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/5) malam. Foto: Dokumentasi MPR RI

jpnn.com, SOLO - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan tujuan pembangunan dapat tercapai dengan melibatkan dialektika antarinstitusi, partai politik, dan pemerintah daerah. Partai politik harus mampu mengedepankan budaya berpikir kritis dan menghadirkan kebaruan berbasis keilmuan dalam proses pembangunan.

Hal itu diungkapkan wanita yang akrab disapa Rerie itu saat membuka acara Bimbingan Teknis bertema Sinergisitas Partai Politik dalam Pembangunan Daerah di Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/5) malam.

Hadir pada acara tersebut para bakal calon legislatif kabupaten/kota dan provinsi se Jawa Tengah dari Partai NasDem dan pengurus DPW Partai NasDem Jawa Tengah sebagai peserta bimbingan teknis.

Hadir pula Zulkifli (Ahli Perencanaan Daerah) dan Ahmad Baidhowi AR (Ketua DPP Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik Partai NasDem) sebagai narasumber.

Pada kesempatan itu, dia mengungkapkan telah terjadi perubahan pandangan terkait konsep partai politik dari waktu ke waktu.

Pada 1770, Edmund Burke seorang filsuf sekaligus ekonom, ungkap dia, merumuskan bahwa partai politik adalah sebuah kelompok, beranggotakan laki-laki, dan perempuan, yang bersatu atas dasar gagasan politik yang sama, untuk memajukan kepentingan nasional.

Kelompok tersebut, masih mengutip pendapat Edmund Burke, memiliki nilai, minat, dan latar belakang pemikiran searah yang mengakomodir perbedaan dan persamaan untuk berjalan bersama menuju satu tujuan.

Namun, tambah legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, pada awal abad XX,  memasuki abad modern, konsep partai politik bergeser menjadi sebuah organisasi elite dengan seperangkat sistem yang kompleks.

Menurut Rerie, parpol juga harus mampu menjadi institusi pengasah nalar politik melalui pembelajaran berbasis visi dan ideologi, mengedepankan budaya berpikir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News