Media Massa Harus Jadi Referensi Rakyat Menentukan Pilihan Politik

Media Massa Harus Jadi Referensi Rakyat Menentukan Pilihan Politik
Politikus Partai NasDem Charles Meikiansyah. Foto: Istimewa

Komisi ini berharap ada pemberitaan yang adil, artinya memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta pemilu, berimbang, dan proporsional.

"Proporsional itu jangan hanya menyampaikan peserta pemilu, pilpres saja. Kami harus dorong juga peserta pemilu terkait dengan parpol beserta profil calegnya dan juga anggota DPD. Karena Pemilu ini kan yang berkontestasi juga ada parpol, caleg, dan DPD. Mereka harus mendapatkan porsi pemberitaan juga," kata dia.

Alasannya, kata dia, itu bagian dari menyampaikan informasi gagasan dan menjadi pendidikan politik. Dengan begitu masyarakat mengetahui rekam jejak para peserta pemilu itu. KPI juga mendorong media menjadi penyeimbang informasi supaya masyarakat jangan mengambil dari sosial media.

"Kadang-kadang tidak terverifikasi. Ambilah informasi dari lembaga penyiaran," tuturnya.

Anggota Dewan Pers Ratna Komala mengakui, pengaduan soal berita hoaks yang masuk semakin merajalela terutama saat mendekati momentum politik.

Karena itu Dewan pers mengingatkan media agar terus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

"Media massa punya banyak peran. Salahsatunya ialah memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar," kata Ratna.

Menurutnya, di era digital saat berita bohong dan hoaks begitu cepat menyebar, Dewan Pers mendorong agar media massa harus terus memperkuat diri. Selain wajib menaati kode etik, media massa juga harus selalu memiliki kesadaran soal perannya sebagai perekat persatuan bangsa.

Media massa harus memberikan pendidikan politik serta menjadi pencerah keberadaan kampanye hitam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News