Mekeng: Pemerintah Sudah Tepat Berikan Optimisme, Bukan Hanyut Dalam Resesi

Mekeng: Pemerintah Sudah Tepat Berikan Optimisme, Bukan Hanyut Dalam Resesi
Anggota Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng. Foto: Humas DPR RI

Caranya, menurut Mekeng, dengan melahirkan berbagai kebijakan konkret yang bisa menggerakan perekonomian. Misalnya penggelontoran anggaran yang besar ke UMKM, membentuk program kartu prakerja yang mencapai Rp 2 4 juta per orang, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 600.000 per orang, dan relaksasi serta restrukturisasi kredit dari perbankan.

"Itu semua program-program untuk pemulihan ekonomi. Kalau kita bicara sebagai orang pemerintah, tentunya kita harus memberikan harapan optimisme kepada masyarakat. Bahwa optimisme itu dibangun karena sedang menjalankan program pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

“Menko Perekonomian bukan tidak tahu. Bukan tidak ngerti ekonomi. Dia sangat ngerti tapi angle-nya dari pemerintah yang harus memberikan optimisme kepada masyarakat. Masa harus ciptakan pesimisme. Nanti masyarakat tidak semangat dan hanya meratapi akan hadirnya resesi," jelas Mekeng.

Mekeng menegaskan program yang dijalankan pemerintah telah dibahas bersama DPR. Artinya program pemulihan ekonomi bukan sesuka hati pemerintah tetapi mendapat masukan dan pertimbangan dari parlemen.

Di sisi lain, program-program yang diluncurkan untuk membangkitkan daya beli masyarakat. Pasalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih besar disokong oleh konsumsi masyarakat.

Pemerintah memang sedang menarik investasi dengan berbagai cara. Namun belum banyak berhasil dalam situasi krisis seperti sekarang. Maka yang dikerjakan saat ini adalah menjalankan progran konkret berupa dukungan besar ke UMKM karena UMKM menjadi motor penggerak ekonomi.

UMKM yang hidup dan bergerak penuh akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian bisa meningkatkan konsumsi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Jadi apa yang disampaikan Menko Perekonomian dilihat dari sisi pemerintah. Bahwa ada orang atau pengamat mengatakan itu salah, ya orang itu melihat dari sisi lain. Jadi angle melihatnya berbeda. Tetapi bukan tidak ngerti ekonomi. Semua orang juga bisa baca dari angka-angka yang ada, bukan hanya pengamat. Tapi kan pemerintah harus membangun optimisme," tuturMekeng yang mantan Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR ini.

Mekeng menjelaskan yang dilakukan pemerintah saat ini adalah mencegah supaya pertumbuhan ekonomi di kuartal III (Juli-September) dan kuartal IV (Oktober-Desember) tidak turun ke minus yang lebih tinggi lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News