Melayani Waria meski Penuh Cibiran

Para Pelayan Tuhan untuk Kaum Terpinggirkan

Melayani Waria meski Penuh Cibiran
PUJIAN PINGGIR JALAN: Lagu-lagu Natal dinyanyikan para waria sambil membawa lilin yang dipimpin Yoyo (kiri) di pinggir Jalan Irian Barat. Foto: Frizal/Jawa Pos

Alhasil, mereka pun memutuskan untuk menggarap ladang Tuhan di tempat yang ’’gelap’’. Yakni, kepada para waria. ”Yesus bilang kalau kita mau jadi terang, berarti harus ke tempat yang gelap,” papar pria yang pernah masuk dapur rekaman bersama Serius Band itu.

Perintah untuk jadi terang yang juga tertulis dalam Injil Matius 5:16 menjadi pegangan mereka. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga. Itulah nukilan kitab suci yang dijalankan Yoyo tersebut.

Yoyo yang mengaku pernah menjadi pecandu seks ketika merantau di Jakarta itu mulai bergerilya di tengah komunitas marginal. Namun, itu tak berarti tanpa cobaan. Justru cobaan bertubi-tubi datang dari para waria. Tak sedikit sindiran dan nada pesimistis terucap dari bibir mereka.

Sekian lama diabaikan, hati para wadam tersebut bak menjadi batu. Pasalnya, sudah berjibun kelompok berlatar belakang rohani yang datang melayani. Tapi, berjibun pula yang tumbang. Tak jarang dalam waktu singkat. ”Alasannya, mereka lelah atau tujuan mereka nggak tercapai,” kata pendiri Generasi Pembawa Terang (GePT) Ministry itu.

Namun, penolakan tersebut justru membulatkan tekad Yoyo. Tekad untuk mengenalkan Sang Juru Selamat yang kelahirannya diperingati empat hari lagi kian membara. Pelan tapi pasti, kehadiran belasan anggota GePT mulai diterima.

”Kunci untuk akrab, harus tahu panggilannya. Bukan Mbak, Sus, Jeng, apalagi Mas. Panggil saja nama mereka,” tegasnya ketika Jawa Pos ikut dalam pelayanannya, Jumat (19/12). 

Yang terpenting adalah membangun rasa nyaman tanpa menganggap mereka berbeda di dalam Persekutuan Hidup Damai dan Kudus (PHDK) yang didirikan Yoyo dan bermarkas di Ngagel tersebut. Tak mudah memang membeberkan konsep tentang kasih Yesus yang bahkan sulit dinalar manusia.

Menurut dia, kisah dan kasih Yesus yang dibaca dalam Alkitab harus sejalan dengan perbuatan. ”Kasih itu harus dibuktikan, nggak cuma asal ngomong,” ujar Yoyo. GePT juga ikut mengonseling bila ada persoalan yang dihadapi waria. Soal kebutuhan rohani, psikis, jadi tempat curhat, atau menampung kisah perjuangan iman para waria tersebut. Itu membuat mereka kian akrab dan lebih mirip keluarga besar.

Orang-orang ini bisa saja melayani umat di gereja-gereja megah dengan lantai indah plus pendingin udara yang selalu berputar. Tapi, mereka malah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News