Melihat Mausoleum Attaturk, Monumen Agung Turki Modern
Masih Jadi Gambar Wajib di Dinding Sekolah
Sabtu, 27 September 2008 – 02:39 WIB
Mustafa Kemal Attaturk dikenal sebagai bapak Turki modern dan menetapkan pondasi sekulerisme (laiklik). Kematiannya diacarakan dengan segenap keagungan. Jenazahnya dua kali ’’dimakamkan’’. Bagaimana ritual dan upacaranya?
ROHMAN BUDIJANTO, Ankara
SETIAP 10 November pukul 09.05, aktivitas terhenti di Turki. Setidaknya pada jam itu warga Turki diinstruksikan oleh negara untuk mengheningkan cipta. Pada tanggal dan jam itulah Mustafa Kemal Attaturk meninggal pada 1938. Setiap 10 November bagi bangsa Turki berarti ’’hari (wafatnya) pahlawan.’’
Presiden pertama sejak kemerdekaan pada 1923 itu berpulang setelah kesehatannya memburuk. Bapak (atta) bangsa Turki itu menderita sirosis hati. Sejak itulah bangsa Turki menjadi ‘’yatim’’, tanpa bapak.
Mustafa Kemal meninggal tanpa ahli waris langsung. Pemimpin perang kemerdekaan yang diakui kehebatannya itu pernah menikahi Latife Usakligil. Tapi cerai tiga tahun kemudian. Tokoh yang perokok itu mengangkat delapan anak untuk diadopsi, yang tujuh perempuan. Di antaranya Sabiha Gokcen yang menjadi pilot tempur pertama di dunia.
Mustafa Kemal Attaturk dikenal sebagai bapak Turki modern dan menetapkan pondasi sekulerisme (laiklik). Kematiannya diacarakan dengan segenap keagungan.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor