Melonjak Tinggi, Pertamax Tak Mungkin Disubsidi

Melonjak Tinggi, Pertamax Tak Mungkin Disubsidi
Melonjak Tinggi, Pertamax Tak Mungkin Disubsidi
JAKARTA - Harga Pertamax mengalami kenaikan menjadi Rp 9.250 per liter, mengikuti trend kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan ini membuat masyarakat pengguna kendaraan yang semula menggunakan Pertamax beralih ke premium. Sehubungan dengan itu, beban pemerintah untuk subsidi premium diperkirakan melebihi kuota.

Namun tekanan dari harga Pertamax ini dipastikan tidak akan mempengaruhi kebijakan subsidi pemerintah. Pemerintah menegaskan tidak akan memberikan subsidi pada Pertamax, dan akan berusaha menjaga subsidi di pasaran. "Pertamax tidak mungkin disubsidi, karena Pertamax mengikuti harga keekonomian. Jadi kalau seandainya memang harga minyak dunia meningkat, Pertamax itu meningkat. Kalau seandainya menurun, dia menurun," kata Menkeu Agus Martowardojo, menjawab wartawan di Gedung DPR RI, Rabu (18/5).

Untuk menjaga pemakaian subsidi untuk BBM premium, solar dan minyak tanah, menurut Agus, pengawasan akan dilakukan oleh Pertamina dan Kementerian ESDM. Untuk itu, selaku Menkeu, Agus mengaku akan mengundang ESDM untuk berkoordinasi terkait program konkrit dalam mengawasi penyaluran BBM subsidi. Termasuk membahas opsi untuk menaikkan BBM atau jenis pengelolaan distribusi yang lebih efisien.

"Kita juga akan bicara tentang anggaran subsidi yang bisa terus membengkak. Karena itu, perlu dibahas serius dengan ESDM," kata Agus.

JAKARTA - Harga Pertamax mengalami kenaikan menjadi Rp 9.250 per liter, mengikuti trend kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan ini membuat masyarakat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News