Memahami Gagasan Pedro Arrupe Tentang Pendidikan Solidaritas

Oleh Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada, Pemerhati Pendidikan

Memahami Gagasan Pedro Arrupe Tentang Pendidikan Solidaritas
Direktur Perkumpulan Strada sekaligus Pemerhati Pendidikan Odemus Bei Witono. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Berkaca pada pemikiran filosofis mazhab Frankfurt, seperti Horkheimer (1895-1973), Marcuse (1898-1979), dan Adorno (1903-1969) yang memberikan sinyal ancaman modernisme melalui paradigma kerja, relasi subjek-objek yang membuat manusia teralienasi dengan diri sendiri.

Sekolah dalam bingkai modernisme, ibarat pabrik pencetak manusia terampil sesuai kebutuhan industri atau permintaan pasar.

Mengerikan sekali kalau orang bersekolah hanya diformat demi menghasilkan produk unggul yang secara sistemik dapat mengubah perilaku peserta didik menjadi hebat tetapi kehilangan nurani dalam solidaritas terhadap sesama.

Dalam hubungan subjek-objek, murid diperlakukan seperti kertas kosong yang diisi pengetahuan sesuai pesanan pasar.

Semua mata ajar diarahkan pada peningkatan kecerdasan murid semata. Mereka diajar supaya dapat masuk universitas bergengsi atau langsung bekerja, dengan alasan kinerja, produktivitas, dan profit meningkat.

Dimensi personalia diubah menjadi sumber daya manusia, bahkan dianggap kapital atau modal usaha. Tidak heran perdagangan manusia dengan gaya baru menjamur di mana-mana. Sepintas kelihatan manusiawi, tetapi sebaliknya justru terjadi penindasan.

Dalam iklim yang dipengaruhi modernisme, orang dewasa yang bekerja diperlakukan seperti barang dikalkulasi; diberi nomor induk dan diawasi kinerja mereka secara ketat. Jika tidak menghasilkan produk baik, dan berkualitas bagi perusahaan atau organisasi terancam dipecat dari pekerjaan.

Persoalan modernisme, dehumanisasi, dan kehancuran martabat manusia sebagai person yang layak diperhitungkan perlu diatasi, dan dibuatkan sistem pendidikan yang lebih humanis religius.

Tantangan menerapkan solidaritas ke dalam pendidikan Jesuit tidak berakhir di Arrupe, tetapi diserahkan kepada para penerus selanjutnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News