Memahami Gagasan Pedro Arrupe Tentang Pendidikan Solidaritas

Oleh Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada, Pemerhati Pendidikan

Memahami Gagasan Pedro Arrupe Tentang Pendidikan Solidaritas
Direktur Perkumpulan Strada sekaligus Pemerhati Pendidikan Odemus Bei Witono. Foto: Dokumentasi pribadi

Sindhunata (2022) menegaskan, bahwa gagasan Arrupe penting dan mendesak untuk diperkenalkan. Semangat solidaritas -- dalam bentuk compassion kepada sesama yang menderita –perlu disosialisasikan di sekolah tempat para murid belajar.

Arrupe, pada waktu itu mendorong kolese/sekolah Jesuit di seluruh dunia untuk meningkatkan upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas solidaritas manusia bagi dan bersama sesama. Istilah compassion, men and women for and with others kemudian menjadi karakteristik kolese yang dipahami, dihayati, dan dihidupi.

Sebagai catatan akhir, warisan Arrupe yang menonjol terkait gagasan solidaritas manusia bagi dan bersama sesama; berkomitmen pada martabat manusia, dan kebaikan bersama. Arrupe mendorong adanya kolaborasi dalam bentuk integrasi Jesuit dan rekan awam ke dalam karya misi pelayanan iman dan promosi keadilan.

Arrupe memahami tanda-tanda zaman. Para penerus gagasan Arrupe dapat mengembangkan dimensi solidaritas terhadap sesama.

Dalam analisis Menkhaus (2013) tantangan menerapkan solidaritas ke dalam pendidikan Jesuit tidak berakhir di Arrupe, tetapi diserahkan kepada para penerus selanjutnya.

Solidaritas yang ditawarkan Arrupe merupakan sendi pendidikan yang mengubah profil lulusan dehumanis menjadi humanis religius, dan peka terhadap kebutuhan sesama yang menderita, termarjinalkan, dan tertindas.

Semoga sekolah-sekolah di Indonesia mampu mengembangkan semangat solidaritas yang adil, dan beradab bagi sesama.(***)

Tantangan menerapkan solidaritas ke dalam pendidikan Jesuit tidak berakhir di Arrupe, tetapi diserahkan kepada para penerus selanjutnya.


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News