Memahami Invasi Rusia ke Ukraina, Apa Target Putin Sebenarnya?

Memahami Invasi Rusia ke Ukraina, Apa Target Putin Sebenarnya?
Rusia menginvasi Ukraina. Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

Aksi itu menimbulkan reaksi di berbagai daerah di Ukraina Timur. Pemerintah Rusia menilai tindakan para oposisi yang saat itu telah menjadi penguasa di Kyiv merupakan sebuah kelompok neo-Nazi, dengan tindakan fasis yang mengingatkan rakyat Rusia pada getirnya sejarah kelam Perang Dunia II.

Menurutnya, sejak peristiwa Maidan, konflik horizontal terjadi dan melebar ke wilayah timur Ukraina yang menimbulkan perang sipil.

Perang sipil yang terjadi di Ukraina memicu pemerintah daerah Krimea memisahkan diri dari Ukraina dan mengajukan bergabung dengan Federasi Rusia.

Dalam sidang Majelis Federasi, parlemen Rusia mengesahkan Krimea sebagai bagian dari Federasi Rusia sebagai subjek federasi yang ke-90.

Tindakan Rusia itu menuai reaksi internasional dan mereka menyatakan Rusia telah mencaplok Krimea.

Denazifikasi merupakan jargon yang erat dengan penanaman semangat nasionalisme dan patriotisme Rusia.

Hal itu berkaitan dengan pengalaman historis Rusia dalam PD II, ketika Rusia mengalami tekanan yang berat akibat invasi Nazi pada Juni 1941.

“Dalam historiografi Rusia kemenangan Soviet terhadap Nazi tidak hanya merupakan penyelamatan tanah air, tapi juga penyelamatan seluruh Eropa. Dalam sejarah Rusia Perang Dunia II lebih dikenal dengan The Great Patriotic War. Karena itu, denazifikasi merupakan jargon penting yang mengikatkan seluruh warga negara akan inti keberadaan Rusia sebagaimana tertuang dalam the Russian idea,” paparnya. (dil/jpnn)

Kenapa Rusia seakan mengabaikan norma-norma internasional, melakukan tindakan sepihak menyerang negara sebuah negara berdaulat seperti Ukraina?


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News