Memasak di Dapur Oke, Kemudikan Kapal Bisa

Memasak di Dapur Oke, Kemudikan Kapal Bisa
BANYAK BELAJAR: Serda Azimatul Kasanah mendapat kesempatan mengemudikan KRI Banda Aceh. (Fedrik Tarigan/Jawa Pos)

’’Tapi, tiga kawan kami sedang cuti. Mereka tinggal di kamar sebelah,’’ ujar Serda (Bek/W) Tri Kusmawardani saat menemui Jawa Pos yang turut mengucapkan selamat ulang tahun ke-52 Kowal yang jatuh tepat hari itu.

Bersama Serda (TTU/W) Azimatul Kasanah dan Serda (Bek/W) Rizka Aulia Hadi, Tri tergabung dalam satuan tugas dukungan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dalam Search and Rescue AirAsia QZ8501 unsur laut. Satgas itu berada di bawah naungan Gugus Keamanan Laut Armada RI Kawasan Barat.

Mereka bersama 90-an anggota KRI Banda Aceh meninggalkan pangkalan di Tanjung Priok, Jakarta, sejak Senin malam (29/12), sehari setelah insiden AirAsia QZ8501 kehilangan kontak. Pada tahap awal, mereka ditugaskan berlayar selama 20 hari.

’’Sebagai Kowal, kami harus siap ditugaskan setiap saat. Termasuk dalam misi kemanusiaan ini,’’ terang Tri. Sebelum bertugas di KRI Banda Aceh, Kowal yang lahir di Pasuruan, 6 Maret 1992, tersebut berdinas sebagai staf departemen logistik Satuan Lintas Laut Militer Jakarta.

Pernyataan Tri itu dibenarkan Azimatul. Menurut dia, perintah atasan terhadap dukungan pencarian dan evakuasi AirAsia ketika itu turun mendadak saat dirinya bersama Tri dan Rizka sedang refreshing. Saat itu, tiga sekawan tersebut berjalan-jalan mengisi akhir pekan di salah satu plaza di Jakarta Utara.

’’Perintah berlayar selama hampir tiga minggu itu (20 hari) termasuk lama. Tapi, kami harus siap,’’ tegas Azmi, panggilan akrab Azimatul.

Selain kapal landing platform dock yang berfungsi sebagai armada pendukung pendaratan pasukan amfibi (Marinir), kapal perang itu berperan sebagai kapal protokoler. Tugas kenegaraan kerap dipercayakan kepada KRI Banda Aceh. Sejumlah kementerian juga sering memanfaatkan kapal perang tersebut untuk berbagai pertemuan maupun kegiatan dalam pelayaran pendek. Pelayaran panjang hingga lebih dari tiga bulan pun pernah mereka emban.

Pada medio 2014, KRI Banda Aceh diberangkatkan ke Hawaii, Amerika Serikat. Mereka bergabung dengan angkatan laut puluhan negara kawasan Asia-Pasifik dalam latihan bersama. ’’Kami bergabung di KRI Banda Aceh sepulang dari Amerika,’’ ungkap Azmi.

Di antara deburan ombak Selat Karimata yang menghantam KRI Banda Aceh, tiga perempuan cantik ini tampak bergeming. Dengan cekatan, mereka bahu-membahu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News