Memasak di Dapur Oke, Kemudikan Kapal Bisa

Memasak di Dapur Oke, Kemudikan Kapal Bisa
BANYAK BELAJAR: Serda Azimatul Kasanah mendapat kesempatan mengemudikan KRI Banda Aceh. (Fedrik Tarigan/Jawa Pos)

Meski ditempatkan di departemen logistik mulai September 2014, tiga Kowal itu tidak hanya berkutat dalam urusan departemennya. Di departemen itu, mereka melaksanakan fungsi staf administrasi ketatausahaan maupun perbekalan logistik. Para Kowal tersebut juga membantu para juru masak pria menyiapkan kebutuhan makan tiga kali dalam sehari seluruh kru kapal. Mereka turut dalam penyusunan menu, penghitungan indeks harga, sampai kandungan kalori untuk seluruh awak kapal.

’’Sudah sekitar 1,5 tahun menjadi anggota Kowal, kami hampir lima bulan bertugas di kapal ini,’’ lanjut dara kelahiran Jambi, 13 Desember 1993, itu.

Lantaran didukung komandan kapal dan personel pria, Azmi dan rekan-rekannya belajar banyak mengenai navigasi serta cara mengoperasikan kapal. Begitu memahami kenavigasian, dia pun mendapat ilmu baru berupa cara mengemudikan kapal dari para juru mudi KRI Banda Aceh.

Meski kapal tersebut berdimensi jumbo, 125 x 22 meter, setang kemudinya mirip setir mobil-mobilan. Diameter setangnya tidak lebih dari 30 sentimeter.

’’Saya merasa bisa menyetir (kapal) setelah setiap jaga diberi kesempatan untuk mengemudikan kapal ini,’’ ujar Kowal yang sebelumnya bertugas di Dinas Administrasi Personel Armada RI Kawasan Barat, Jakarta, tersebut.

Rizka yang ditugaskan untuk urusan perbekalan logistik juga tertarik melakukan tugas-tugas di departemen navigasi dan operasi. Ketika menjalani pendidikan dasar militer hingga pendidikan lanjutan kejuruan, dia merasa punya skill dalam tugas ploter atau merencanakan rute pelayaran.

’’Setelah pendidikan, sempat ada pelatihan yang mendukung untuk aktivitas mengendalikan kapal,’’ ungkap mantan staf sekretariat Pangkalan Marinir Jakarta kelahiran Bogor, 15 Oktober 1993, itu.

Berkat lingkungan kerja yang mendukung tersebut, mereka juga punya pengetahuan membaca radar hingga mendeteksi lawan yang masuk radar kapal. Selain itu, mereka bisa membaca maupun mengetahui posisi kapal dengan peranti global positioning system dalam peta hidro-oseanografi.

Di antara deburan ombak Selat Karimata yang menghantam KRI Banda Aceh, tiga perempuan cantik ini tampak bergeming. Dengan cekatan, mereka bahu-membahu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News