Memprihatinkan, IPM Indonesia di Bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami mengatakan, Indonesia perlu melakukan peningkatan kapasitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui berbagai strategi, program, dan kegiatan yang tepat.
Hal ini agar target untuk menjadi negara maju dan SDM kompeten tercapai.
“Perlu perbaikan serius untuk mengatasi disparitas yang mencakup aspek ekonomi, pendidikan, teknologi, riset ilmiah, dan vokasi," ujar Amich dalam Rakornas bidang Perpustakaan 2021 secara virtual, Selasa (23/3).
Dia mengatakan, berdasar data Global Knowledge Indeks 2020 yang dirilis Bappenas, Indonesia menempati posisi ke-81 dari 138 negara, dan peringkat ke-23 dari 36 negara dengan indeks pembangunan manusia (IPM) yang tinggi.
"Yang memprihatinkan di tingkat ASEAN, Indonesia malah berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina," sambungnya.
Hal ini tidak bisa dilepaskan dari tingkat literasi di antara dua agenda strategis, yakni kebudayaan dan sumber daya manusia.
Hubungan nyata antara literasi, pendidikan, dan kebudayaan melahirkan masyarakat berpengetahuan (knowledge society). Kondisi ini diyakini akan meningkatkan produktivitas.
"Karena pendidikan adalah mula bagaimana mengubah arah kehidupan," ucapnya.
Bappenas membeber data rendahnya IPM Indonesia berada di bawah empat negara di tingkat Asia Tenggara.
- Kemenag dan Bappenas Bersinergi dalam Optimalisasi Tata Kelola Zakat Wakaf
- 77 Persen Tenaga Medis di Indonesia Perempuan, Sayang Perannya Masih di Bawah Pria
- Kementan & Perpusnas RI Bedah Buku Menjaga Keberlanjutan Swasembada Pangan
- Bukan Hanya Guru, Honorer Bidang Ini juga Harus Diangkat jadi PPPK
- Kemendikbudristek: Penyaluran Dana BOSP Tercepat dalam Sejarah
- Memajukan Literasi di Indonesia Melalui Perpustakaan