Menag Ucapkan Selamat Atas Pengukuhan Prof Benyamin Jadi Guru Besar Teologi Politik

Menag Ucapkan Selamat Atas Pengukuhan Prof Benyamin Jadi Guru Besar Teologi Politik
Pengukuhan guru besar Prof Benyamin sebagai Guru Besar Teologi Politik. Foto: source for JPNN

Lebih lanjut, Prof. Benyamin menyarankan agar peran publik agama harus dilakukan bersama-sama dalam dialog untuk mewujudkan common good (kebaikan bersama), atau dalam Islam dikenal sebagai mashlahah ‘ammah.

Common good yang dihasilkan harus mencerminkan bonum honestum (kebaikan sejati). Untuk itu, common good harus tumbuh dari dialog yang jujur dan terbuka, dan bukan sekadar pendapat mayoritas atau titik temu argumentasi populer.

Artinya, common good harus merupakan hasil konsensus, suatu “penyatuan” dari partial goods tiap agama.

Sekalipun penyatuan dari partial goods, common good harus tetap berjiwa pluralis. Dengan kata lain, common good harus merefleksikan spirit Pancasila, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

"Common good boleh berbeda, tetapi tidak boleh bertentangan dengan kepercayaan kelompok agama. Selain itu, common good harus dapat menjamin hak-hak minoritas sebagai persyaratan penting terciptanya demokrasi," tegas Prof Benyamin.

Pimpinan Sinode GRII Pdt. Dr. (HC) Stephen Tong juga menyampaikan bahwa STT Reformed Injili Internasional adalah lembaga yang diberkati dan dikasihi Tuhan.

"Kekurangan yang ada tidak menghentikan anugerah dan penyertaan-Nya yang menopang lembaga ini. Guru besar yang dihasilkan merupakan bukti yang justru tidak menghentikan langkah STTRII untuk lebih memberitakan injil sekaligus menjaga ilmu pengetahuan dengan ketat," kata Stephen.

Harapan pimpinan sinode juga tercermin di dalam lagu-lagu yang mengiringi pengukuhan ini: O, God Beyond All Praising”, Mars STTRII, dan “Tuhan adalah Gembalaku”.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat atas pengukuhan guru besar Prof Benyamin sebagai Guru Besar Teologi Politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News