'Menanam untuk Pahala': Thailand Kalahkan Indonesia Sebagai Penghasil Kurma

'Menanam untuk Pahala': Thailand Kalahkan Indonesia Sebagai Penghasil Kurma
'Menanam untuk Pahala': Thailand Kalahkan Indonesia Sebagai Penghasil Kurma

"Sementara pohon kurma ini sepanjang tahun berbuah dan mampu tahan sampai umur 100 tahun. Kita sudah mati, anak cucu kita nanti masih bisa menikmatinya." tuturnya bersemangat.

Bermula hanya dari menanam kurma di halaman belakang rumahnya seluas 70 meter pada akhir 2012 lalu, kini Gun Istiaris telah memiliki kebun kurma seluas lebih dari 1.000 meter persegi di Tambun, Bekasi.

'Menanam untuk Pahala': Thailand Kalahkan Indonesia Sebagai Penghasil Kurma Photo: Gun Istiaris pemilik kebun kurma Maisarah Date Palm di Tambun, Bekasi mulai menanam kurma sejak tahun 2011. (ABC: Iffah Nur Arifah)

Menurut Gun, karena iklim di Indonesia yang tidak terlalu kering membuat kurma yang dipanen hanya pada tahap matang saja, tidak sampai pada tingkat kematangan penuh, atau tamar, dengan warna kecokelatan yang dijumpai di pasaran.

Namun kurma muda, yang dikenal dengan istilah rutab, justru memiliki nilai tambah, karena harganya lebih tinggi.

"Permintaannya juga sangat banyak, bahkan melebihi penawaran. Banyak orang cari untuk program hamil atau untuk konsumsi buah segar."

Kebun kurma miliknya juga dijadikan tujuan wisata, dimana pengunjungnya bisa merasakan sensasi memetik kurma dari pohonnya, asalkan membayar Rp 400 ribu untuk memetik sendiri 1 kilogram kurma langsung dari pohonnya.

Citra tumbuhan padang pasir

Meski terbukti mampu tumbuh dengan subur, membudidayakan buah dengan nama latin 'Phoenix dactylifera' di negara tropis ini memiliki tantangan terbesar, yakni perbedaan iklim.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News