Menanti Sinovac

Oleh Dahlan Iskan

Menanti Sinovac
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Itulah sebabnya penemuan obat baru itu mahal sekali. Untuk uji coba tahap 4 ini saja, biayanya bisa mencapai Rp 200 miliar.

Itu kalau di negara-negara Barat. Padahal di sana tidak ada Pilkada. Karena itu untuk mencari sukarelawan tidak mudah.

Mereka sangat takut pada efek samping obat baru itu. Di sana sukarelawan jenis ini mirip sukarelawan pilkada/pilpres kita: harus dibayar.

Di samping harus ada gizi, mereka juga harus menandatangani banyak dokumen: misalnya tidak akan menuntut apa pun kalau ternyata ada masalah dengan obat/vaksin itu. Mereka juga harus lebih dulu menjalani pemeriksaan kesehatan. Lengkap.

Pun setelah sebulan disuntik. Pemeriksaan setelah penyuntikan itu bisa sampai dua kali. Berarti dua bulan.

Kalaupun uji coba tahap 3 ini berhasil, berarti paling cepat Oktober izin pakai dari badan-badan dunia akan keluar. Katakanlah: November. Di bulan November setahun Presiden Jokowi menjabat, vaksin itu sudah bisa diproduksi masal.

Itu sudah sungguh-sangat-amat-luar-biasa cepat. Hanya 10 bulan setelah Covid-19 menyerang Wuhan, Tiongkok, vaksin sudah ditemukan –dan sudah bisa dipakai secara umum.

Normalnya, di dunia barat, vaksin atau pun obat baru seperti itu baru bisa meluncur ke pasar paling cepat lima tahun.

Saya bersyukur Indonesia dipilih menjadi salah satu dari banyak negara lain untuk uji coba tahap tiga itu. Itu sebagai pertanda bahwa kita akan boleh memproduksi sendiri nantinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News