Mendag Beberkan Kelemahan Sistem Pertanian Cabai di Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membeberkan penyebab kenaikan harga cabai di Indonesia yang terus berulang setiap tahun.
Menurut Zulhas, Indonesia harus memiliki sistem pertanian cabai yang tidak terpengaruh oleh cuaca guna mencegah kegagalan panen agar harga tetap stabil.
"Cabai biasa (naik), karena kita belum ada sistem menanam cabai yang green house itu. Ada, tetapi belum banyak, sehingga akan sangat tergantung pada musim atau cuaca," ujar Zulkifli di Jakarta, Minggu (17/3).
Zulkifli menyebutkan kegagalan panen dapat memberikan dampak pada mahalnya harga cabai di berbagai tempat. Sebab, permintaan yang banyak tidak diimbangi dengan ketersediaan yang memadai.
"Kalau hujan terus-menerus dan lebat, panen gagal. Kalau panen sedikit, permintaannya banyak, harga naik," katanya.
Mendag berharap Kementerian Pertanian atau lembaga terkait lainnya dapat mengembangkan sistem pertanian terutama untuk cabai agar tidak terpengaruh dengan cuaca.
Namun, Zulkifli mengatakan ketersediaan barang kebutuhan pokok selama Ramadan dan menjelang Idulfitri terpantau aman dan harga yang cenderung stabil.
Harga telur ayam terpantau berkisar antara Rp 29 ribu - Rp 31 ribu, jagung pakan ternak berada di harga Rp 5.000 an daging ayam Rp 39 ribu-Rp 40 ribu.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membeberkan penyebab kenaikan harga cabai di Indonesia yang terus berulang setiap tahun.
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga
- Serapan BULOG Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir
- Harga Pangan Hari Ini, Ada Apa dengan Cabai Rawit Merah
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional