Mendikbud Diminta Transparan soal Revitalisasi SMK

Mendikbud Diminta Transparan soal Revitalisasi SMK
Presiden Joko Widodo memperkenalkan Mendikbud Nadiem Makarim di Veranda Depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (/23/10). Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X FPKB DPR RI Hj Lathifah Shohib meminta Mendikbud Nadiem Makarim untuk mengedepankan aspek keadilan, dan transparansi dalam program revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Hasil evaluasi kami di komisi X, tidak ada transparansi, bahkan terkesan mementingkan kelompok tertentu hingga ada dikotomi antara negeri dan swasta,” kritik Lathifah Shohib, Kamis (21/11).

2019, pemerintah menggelontorkan dana hingga Rp 2 triliun untuk program revitalisasi SMK. Anggota dewan dari dapil Malang itu berharap Mendikbud menggunakan keahliannya di bidang teknologi, dan memaksimalkan keterbukaan akses informasi.

“Publik perlu tahu sekolah mana yang mendapatkan program revitalisasi agar bisa ikut mengontrol. Kami tidak menghendaki anggaran negara diselewengkan, karena menurut saya anggaran tersebut cukup besar karena persekolah antara 3 hingga 11 m (miliar) untuk program revitalisasi,” ujar Lathifah.

Aktivis Muslimat NU ini mengatakan, mekanisme penerima bantuan revitalisasi sekolah juga perlu dievaluasi. Selama ini, otoritas penuh ada di Kemendikbud berdasrkan aplikasi Takola yang diinput sekolah-sekola calon penerima bantuan revitalisasi.

“Mendikbud hanya menggunakan hasil analisa aplikasi Takola untuk menetapkan SMK yang akan menerima bantuan revitalisasi maupun program bantuan lainnya. Nah, saya kira mekanisme ini perlu dievaluasi agar asas transparansi dan keadilan bisa terwujud dengan melibatkan kelompok profesional  dalam proses penentuan sekolah calon penerima bantuan,” tuturnya.

Pemberian bantuan tersebut, kata Lathifah, didasari pada instruksi presiden (Inpres) nomor 9  tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. “Sebenarnya, program ini sudah tepat dilakukan dengan spirit visi dan misi pemerintahan Jokowi-KH Maruf membangun kualitas SDM, maka perlu kita kawal bersama agar tepat sasaran dan tidak berpihak pada kelompok tertentu,” katanya mengingatkan.

“Di bawah kepemimpinan Mendikbud baru, saya berharap ada transparansi dan keadilan,” imbuh Lathifah sembari menunjukkan salah satu undangan Bimtek Revitalisasi di tahun 2019, serta menunjukan website Direktorat SMK tentang minimnya informasi undangan peserta penerima bantuan.(mg7/jpnn)

Mendikbud Nadiem Makarim diminta untuk mengedepankan aspek keadilan, dan transparansi dalam program revitalisasi SMK.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News