Menduniakan Kolintang menuju Unesco

Menduniakan Kolintang menuju Unesco
Pemerhati Alat Musik Kolintang, Juli Widiastuti Santosa di Pertunjukan Seni Kolintang di Jakarta Pusat, Rabu (30/10) malam. FOTO: Natalia/JPNN

“Melihat inilah maka oleh Pinkan digiatkan lagi. Tujuan kita ingin membawa kolintang ini ke Unesco. Agar bisa ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia,” ungkap Juli.

Jalan panjang kolintang menuju Unesco ini tidak mudah. Juli mengakui banyak yang harus dilakukan pihaknya saat ini untuk lebih dulu mensosialisasikan kolintang pada masyarakat Indonesia. Istri dari Wakil Ketua PPATK Agus Santosa itu mengatakan sejumlah sosialisasi sudah dilakukan. Di antaranya lomba kolintang tingkat nasional, lokakarya, kongres, seminar hingga pertunjukkan seni.

Untuk acara seni malam ini, Pinkan,  ujarnya, sengaja menghadirkan sejumlah grup kolintang yang memenangkan perlombaan nasional dan internasional. Yaitu Bapontar Dunia, yang menjadi juara dunia tahun 2011, Sound of Angel yang memenangkan Festival Malesung  2013 dan Gita Sedayu yang menjadi juara umum Piala Ibu Negara. 

Para pemain kolintang yang kebanyakan berusia remaja itu dengan lincahnya memainkan kolintang dalam pertunjukan itu. Pakaian mereka pun lebih modis, dengan minidress berwarna cerah sehingga pertunjukkan kolintang itu lebih terlihat menarik. Ini yang, tutur Juli, diharapkan pihaknya.  Kaum muda mencintai kolintang dan menikmati memainkannya.

Masyarakat Indonesia, kata Juli, harus mencintai kolintang jika ingin menghantarnya menuju Unesco. Jika tidak banyak yang mengenalnya, akan sulit  bagi kolintang untuk menyusul batik yang sudah lebih dulu diakui Unesco.

“Untuk menuju Unesco, kami secara tertulisnya baru menyelesaikan lokakarya di Cisarua. Itu di hadiri oleh sesepuh kolintang baik praktisi, akademisi, juga produsen pembuat kolintang. Itu kita kumpulkan, lalu kita bikin kesepakatan, itu penting sekali untuk dibawa ke sana. Kita harus perkuat sosialisasinya,” tegas Juli. 

Gerakan Pinkan ini sendiri cukup didukung banyak pihak. Terlihat juga dengan bergabungnya sejumlah istri pejabat negara sebagai Pembina yaitu Lis Purnomo Yusgiantoro, istri dari Menhan Purnomo Yusgiantoro, Silvya Agung Laksono, istri Menkokesra Agung Laksono dan istri dari Menhub, EE. Mangindaan yaitu Adelina Mangindaan. Sementara di jajaran Penasehat Pinkan ada nama Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Benny Mamoto yang juga berdarah Manado, Sulut.

Juli berharap semakin banyak dukungan yang datang, kolintang akan didorong menjadi salah satu alat music tradisional kebanggaan Indonesia.

JAKARTA - Bunyi alunan kolintang menggema nan merdu di salah satu pusat berbelanjaan ternama di Bundaran HI, Jakarta Pusat pada Rabu (30/10)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News