Menelusuri Penyamaran Lima Bulan Buron 'Kakap' Baridin

Perbaiki Instalasi Listrik Warga Korban Gempa

Menelusuri Penyamaran Lima Bulan Buron 'Kakap' Baridin
Ketua RT 03 Elan Suherlan dan Ketua RT 05 Pandi Supandi menceritakan tentang Baridin, mertua Noordin M Top, Jumat (25/12). Foto : ARI MAULANA KARANG/RADAR TASIKMALAYA
Di Garut, pria yang salah seorang putrinya, Ariani Rahmah, menikah dengan gembong teroris Noordin M. Top itu diterima warga setelah menyatakan berniat membuka usaha pembuatan gula dari sari kelapa. Agus Suharna, seorang warga, bahkan langsung membuatkan saung (gubuk) kecil di dekat rumahnya sebagai tempat usaha dan berteduh. Sepuluh hari sebelum penangkapan, tepatnya 14 Desember lalu, Baridin memindahkan gubuknya ke tengah perkebunan, bergabung dengan saung para pembuat gula lain.

 

"Perilakunya cukup sopan. Bahkan, jika bertemu saya di jalan, pasti membungkuk untuk memberi hormat dan mengajak bersalaman," jelas Elan Suherlan, 50, ketua RT 03/10 Kampung Banyuasih.

 

Namun, menurut Pandi Supandi, 55, ketua RT 05/10, Desa Pamalayan, Baridin selalu bersikap tertutup. Ketika diajak berbicara masalah teroris saat Noordin tewas di Solo dan ramai diberitakan televisi, dia malah balik bertanya arti teroris. Saat itu, menurut Pandi, warga lain memercayai Baridin tidak mengerti masalah tersebut. "Kalau diajak ngobrol masalah politik, dia selalu menghindar dan terkesan tidak tahu," ungkapnya.

 

Karena itu, saat Baridin ditangkap Densus 88 pada Kamis sekitar pukul 04.00 dan dilaporkan sebagai buron polisi yang juga mertua gembong teroris Noordin M. Top, warga Kampung Banyuasih geger. Mereka terkejut seolah tidak percaya. "Saya baru sadar setelah melihat foto Baridin di televisi saat penangkapan di kampung saya. Ternyata Usman adalah teroris yang dicari polisi," tegas Pandi.

 

Baridin, buron polisi jaringan teroris Noordin M. Top yang Kamis (24/12) ditangkap petugas, dikenal gampang beradaptasi dengan warga. Sikapnya yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News