Menelusuri Penyamaran Lima Bulan Buron 'Kakap' Baridin

Perbaiki Instalasi Listrik Warga Korban Gempa

Menelusuri Penyamaran Lima Bulan Buron 'Kakap' Baridin
Ketua RT 03 Elan Suherlan dan Ketua RT 05 Pandi Supandi menceritakan tentang Baridin, mertua Noordin M Top, Jumat (25/12). Foto : ARI MAULANA KARANG/RADAR TASIKMALAYA
Oleh Tatang, Baridin diajak melaut untuk mencari ikan. Mungkin karena tak biasa melaut, dia mabuk laut. Pria 54 tahun itu lalu dipulangkan ke rumah Tatang dan menginap semalam. Selanjutnya, Baridin tinggal di masjid Kampung Banyuasih. Karena kasihan melihat Baridin, Agus Suharna, warga RT 05/10, Kampung Banyuasih, mengajaknya menginap di rumahnya.

 

"Dia pintar mengaji, rajin salat. Selama tinggal di rumah, dia menjadi guru ngaji anak-anak kami setiap habis magrib. Dia tinggal di sini selama 50 hari," kata Firoh, istri Agus, tentang Baridin yang berasal dari Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, itu.

 

Setelah hampir sebulan di Kampung Banyuasih, Baridin dikunjungi anak ketiganya yang mengaku bernama Arif. Padahal, nama asli pemuda 23 tahun itu adalah Ata Sabik Alim. Tapi, Baridin, bapak tujuh anak tersebut, memanggil putranya itu dengan sebutan Mamat.

 

Tak ada warga yang curiga bahwa Baridin adalah buron yang berbahaya. Saat menggerebek rumahnya di Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, Juli 2009, petugas Densus 88 menemukan bahan dan peralatan bom yang ditanam di sebuah pekarangan.

 

Baridin, buron polisi jaringan teroris Noordin M. Top yang Kamis (24/12) ditangkap petugas, dikenal gampang beradaptasi dengan warga. Sikapnya yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News