Menemukan Titik Balik Pemulihan Properti, Yang Terburuk Telah Berlalu

Mengalirnya investasi langsung itu akan memengaruhi pasar properti untuk ikut tumbuh.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, jika dilihat dari sisi permintaan, baik apartemen maupun rumah tapak akan sama-sama mengalami peningkatan.
Namun, permintaan agaknya akan didominasi hunian bersubsidi.
’’Sebab, rumah subsidi itu lebih berkaitan dengan kebutuhan,” ujarnya.
Sementara itu, hunian nonsubsidi juga tetap diminati, tetapi bergantung daya beli masyarakat.
Daya beli yang menurun bisa mengubah minat dan permintaan pembeli, dari rumah nonsubsidi untuk kelas menengah menjadi rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Untuk rumah menengah ke atas, berubahnya minat membeli lebih disebabkan investasi yang berubah.
Misalnya, orang kaya yang ingin membeli properti untuk portofolio investasi bisa mengubah minat investasinya ke sektor riil.
Ketidakpastian perekonomian sempat membuat sektor properti mengalami kelesuan.
- LPCK Catat Pra-Penjualan Rp 323 Miliar di Awal 2025, Andalkan Hunian Terjangkau
- Property Expo 2025 Resmi Digelar, Hadirkan Hunian Sesuai Kebutuhan Masyarakat
- Toko Bangunan Ini Hadir di Jakarta Utara, Lebih Lengkap
- Soal Penutupan Sementara Padma Hotel Bandung, Ini Penjelasan Manajemen
- PIK 2 Jadi Oase Investasi Properti Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Global
- Pengembang Properti Lippo Cikarang Berkomitmen Menerapkan Pertumbuhan Berkelanjutan