Mengamini Sikap Golkar, Pakar Nilai Pemimpin Tengah Akan Mencegah Perpecahan
Ia mengingatkan akan sangat berisiko jika masyarakat kembali terpecah akibat pemilu.
Oleh karena itu ia berharap, polarisasi tidak kembali terulang pada Pemilu 2024.
Masyarakat juga diminta menjaga Indonesia ini dengan menjaga persatuan dan kesatuan.
"Caranya dengan mencari sosok pemimpin di tengah siapapun pemimpin itu yang mestinya harus di tengah," kata Ujang.
Sebelumnya, Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji mengimbau agar pemilih memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berada di tengah pada Pilpres 2024 mendatang.
"Saran saya kepada para pemilih, pilihlah capres yang tak merepresentasikan blok kanan dan blok kiri. Jangan pilih capres yang merepresentasikan kanan yang terlalu, kiri yang terlalu. Pilih yang tengah saja," kata Sarmuji.
Pernyataan Sarmuji tersebut tercetus saat menjawab pertanyaan bagaimana cara agar politik identitas tidak terulang lagi seperti Pemilu 2019 lalu.
Jika partai politik salah memilih calon presiden, Sarmuji meyakini Pemilu 2024 mendatang suasana politiknya akan sama seperti Pemilu 2019 lalu.
Ujang menilai, sosok pemimpin atau calon presiden yang berada di tengah cocok untuk kultur Indonesia
- BSN Partai Golkar Optimistis Capai Target 70 Persen di Pilkada 2024
- Bukan Ridwan Kamil, Golkar Jagokan Sosok Ini sebagai Bacagub DKI
- Jokowi dan Gibran Lagi Cari Rumah, Mau Merapat ke Golkar? yang Benar Saja
- Cak Imin Pastikan PKB Mendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Golkar Lebih Mendorong Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar 2024
- Golkar Harap Prabowo-Gibran Berikan Jatah Menteri yang Proporsional