Mengapa Penyintas COVID-19 Tetap Kehilangan Indra Penciuman Setelah Sembuh?

Mengapa Penyintas COVID-19 Tetap Kehilangan Indra Penciuman Setelah Sembuh?
Virus corona kelihatannya mempengaruhi neuron yang membawa sinyal ke otak. (ABC Radio Brisbane: Jessica Hinchliffe)

Di awal pandemi COVID-19, muncul beberapa laporan yang mengatakan jika virus corona telah menyebabkan melemahnya indra penciuman. Peneliti Australia menjelaskan kebenaran dari laporan ini.

Awalnya, sulit sekali untuk memahami seberapa akurat laporan ini, karena siapapun yang terkena flu biasa juga kehilangan indra penciuman dan sakit kepala.

Namun, para pakar dengan cepat menyadari jika hilangnya indra penciuman yang disebabkan COVID-19, sebagai salah satu gejala dari penyakit tersebut, jauh lebih parah dari sekedar hidung yang tersumbat.

Sekelompok peneliti global, termasuk dari Australia, saat ini masih mendalami bagaimana virus corona dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman.

"Dampak yang ditimbulkan pada indra penciuman tidak hanya lebih parah daripada penyakit menular lainnya, tapi kemungkinan juga lebih lama," kata Eugeni Roura, ilmuwan nutrisi dari University of Queensland yang ikut terlibat dalam penelitian ini.

Penemuan Profesor Roura dan sesama ilmuwan mungkin bisa menjelaskan mengapa butuh waktu lama bagi orang yang pernah terpapar virus tersebut untuk dapat mencium kembali.

Mengenal fungsi indra penciuman

Pertama mari kita mengenal kembali bagaimana indra penciuman dan indra perasa lainnya bekerja ketika badan kita sehat dan berfungsi secara normal.

"Mereka adalah sensor penjaga gerbang," kata Alex Russell, peneliti senior pascadoktoral di CQUniversity, yang mendalami ilmu penciuman.

Di awal pandemi COVID-19, muncul beberapa laporan yang mengatakan jika virus corona telah menyebabkan melemahnya indra penciuman

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News