Mengapa Warga yang Sudah Divaksinasi Masih Harus Jalani Aturan Pembatasan Aktivitas?
"Bila kita berbicara mengenai misalnya 50 persen warga sudah divaksinasi, maka kita berharap 100 persen dari mereka yang rentan akan sudah divaksinasi," katanya.
"Dan kalau kita bisa mencapai hal tersebut, maka ini akan mengubah drastis kemungkinan ancaman virus terhadap komunitas dan mengubah strategi kita mengendalikan penularan."
Dokter ahli penyakit menular di Australia, Paul Griffin setuju dengan pendapat ini.
"Tidaklah diperlukan tingkat vaksinasi yang sangat tinggi bila kita melakukan hal-hal lain, seperti meningkatkan jumlah pengetesan, karantina bagi kasus positif, menjaga jarak, dan melakukan pendaftaran bila mengunjungi sebuah tempat," kata Dr Griffin, associate professor di University of Queensland.
"Bila kita melakukan hal-hal dasar ini dengan benar, bahkan dengan pencapai target vaksinasi seadanya, kita mungkin tidak harus menggantungkan diri pada tindakan seperti penutupan perbatasan atau 'lockdown'.
Jadi kapan mereka yang mendapat vaksin diberi kelonggaran?
Menurut Dr Sheel, melakukan perjalanan tanpa harus menjalani karantina bagi mereka yang sudah dikarantina 'kemungkinan akan terjadi di masa depan".
"Saya kira dengan semakin banyak orang divaksinasi, maka pasti akan ada perubahan kebijakan berkenaan dengan mereka yang sudah mendapat vaksin tersebut."
Lalu ini konteksnya dengan pelonggaran aturan perjalanan di Australia.
Inilah penjelasan mengapa sudah divaksinasi masih harus pakai masker, menjaga jarak, bahkan masih akan ada pembatasan perjalanan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Jujur, Nova Arianto Kurang Puas Timnas U-17 Indonesia Imbang Melawan Australia
- Timnas U-17 Indonesia Lulus ke Piala Asia U-17 2025
- Jadwal Indonesia vs Australia U-17 setelah Garuda Muda Menang Besar