Mengeluarkan Tisu, Ichsan Yasin Limpo Menyeka Air Matanya

Mengeluarkan Tisu, Ichsan Yasin Limpo Menyeka Air Matanya
Ichsan Yasin Limpo. Foto: ABE BANDOE/FAJAR/dok.JPNN.com

Komite sekolah dikritiknya. Alasannya, komite sekolah hanya menjadi legitimasi kepala sekolah melakukan pungutan.

"Sudah mengambil uang dari negara, mengambil juga dari orang tua siswa, sehingga ini yang harus diluruskan," jawabnya.

Hamdan Zoleva yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), kembali bertanya. Dia menanyakan ihwal siswa yang mengalami distress (tekanan) akademik. Secara umum siswa kebanyakan berorientasi kelulusan saja, bukan orientasi proses.

Ichsan kembali menjawab, distress akademik karena adanya banyak tekanan, ditambah lagi banyaknya pelajaran.

"Perintah sebenarnya adalah pedagogi, anak-anak datang ke sekolah karena memang membutuhkan, bukan keterpaksaan. Dan itu harusnya dilakukan tanpa adanya beban," bebernya.

Suami dari Hj Novita Madonza Amu ini mengatakan, bukan hanya untuk Sulsel, melainkan rekomendasi itu untuk tingkat nasional.

Berkaca dari hasil penelitian, ternyata mata pelajaran yang paling banyak di Jepang yakni sembilan, di Finlandia hanya enam. Sementara di Indonesia ada 16 mata pelajaran.

"Makanya, kita perbandingkan sistem pendidikan, pembelajaran bagaimana evaluasinya, berapa beban mata pelajaran," ucap lelaki kelahiran Ujung Pandang, 9 Maret 1961 itu.

Ichsan Yasin Limpo teringat omongan ayahnya, HM Yasin Limpo, yang suatu ketika menyebut Ichsan akan menjadi doktor dan bahkan profesor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News