Menggunakan Berbagai Bahasa di Rumah Akan Bermanfaat Bagi Anak-anak

Chloé Diskin-Holdaway, pakar bahasa di University of Melbourne mengatakan mengajarkan anak-anak berbagai bahasa menjadi masalah yang sering dikhawatirkan oleh migran generasi pertama yang tiba di Australia.
Meski banyak penduduk berasal dari berbagai latar belakang bahasa dan budaya, Dr Diskin-Holdaway mengatakan Australia sebenarnya dominan berbicara dalam satu bahasa, yakni Inggris.
"Pendekatan satu bahasa ini sudah terjadi di hampir semua lini kehidupan, mulai dari sekolah, tempat kerja, tempat penitipan anak, klinik kesehatan ibu anak, dan hal tersebut susah sekali diubah," katanya.
Ia berharap lebih banyak orangtua bisa meyakinkan anak-anak mereka jika menguasai lebih dari satu bahasa adalah "kekuatan super power yang mereka miliki".
Apakah pengaruhnya bagi kemampuan berbahasa Inggris?
Penelitian menunjukkan belajar bahasa dari orangtua akan sangat membantu anak-anak belajar bahasa lainnya.
Mereka akan lebih menunjukkan prestasi di sekolah, mendapatkan pekerjaan lebih baik, meningkatkan rasa percaya diri, serta menunjukkan rasa empati yang lebih tinggi.
"Bila kita belajar bahasa ibu di rumah, bahasa yang digunakan orangtua kita, kita akan bisa berbicara dalam bahasa lain lebih cepat dan belajar dengan lebih efisien," kata Dr Diskin-Holdaway.
Pakar patologi bahasa di Sydney, Veronica Lau, menganjurkan orangtua untuk mempertahankan bahasa pertama mereka di rumah.
Melihat pengalaman para orangtua migran di Australia, menggunakan berbagai bahasa selain bahasa Inggris di rumah mendatangkan banyak manfaat
- Eudia Isabelle Temui Ganjar Pranowo, Ini yang Dibahas, Ada Kata Anak-Anak
- Kecerdasan Buatan Semakin Canggih, Diprediksi Beralih dari AI ke AGI
- 'John Wick: Chapter 4' Dianggap Mahakarya Film Laga, Jika Adegan Kekerasan Adalah Tolok Ukurnya
- PM Albanese Umumkan Pertanyaan Referendum Pembentukan 'Voice to Parliament'
- Proyek IKN Dikhawatirkan Mengancam Orangutan dan Membuat Teluk Balikpapan 'Jadi Kolam Limbah'
- Dunia Hari Ini: Tahun Ajaran Baru Dimulai di Afghanistan, Murid Perempuan Tak Boleh Sekolah