Mengonsumsi Makanan Beku Sehatkah? Ternyata..
"Masih banyak masyarakat belum tahu kalau frozen food itu dari produk pangan segar itu tetap bernutrisi dan menyehatkan," ujarnya.
Industri telah mengenal teknik pengawetan pangan yang sudah dipopulerkan secara komersial sejaka 1920-an. Teknik itu bertujuan untuk mempertahankan kesegaran dan nutrisi, tanpa memberi zat tambahan.
Utari menyebutkan masyarakat adat suku Inuit di Kutub Utara sudah lama menggunakan teknik pembekuan tradisional agar mereka bisa menyimpan cadangan makanan lebih lama.
Mengutip pernyataan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) Penny Lukito, makanan yang dalam proses pendistribusiannya membutuhkan suhu -18°C mulai dari rantai distribusi hingga ke tangan konsumen, maka masuk kategori makanan beku.
Makanan yang sementara waktu disimpan pada suhu beku minimal -18°C untuk memperpanjang masa penyimpanan, itulah yang disebut makanan olahan siap saji seperti pada nugget, sosis, bakso, dan lainnya.
Utari mengungkapkan ahli gizi juga sudah menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kandungan nutrisi yang terdapat pada makanan segar dibandingk dengan makanan beku.
Sebab, justru makanan segar yang mengalami proses pembekuan bertujuan mempertahankan kesegaran dan kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.
Sebaliknya, makanan yang tidak dibekukan bisa kehilangan nutrisi karena terpapar air, sinar matahari, dan suhu tinggi.
Apakah sering mengonsumsi makanan beku aman dan sehat untuk tubuh? Simak jawabannya
- Sambut Ramadan, Bumifood Hadirkan Seafood Platter Solusi Praktis untuk Berbuka Puasa
- Halal dan Pakai Bumbu Asli Indonesia, Taso Raih Penghargaan di IFBC 2024
- Jewon Dorong Pertumbuhan Pasar Makanan Sehat di Indonesia
- Ketum MAKSI: Mi Lentrek Kaya Beta Karoten, Inovasi Makanan Sehat Berbasis Sawit
- Kunjungi Dapur Masuk Sekolah, Pj Gubernur Sumsel Tegaskan Terus Berupaya Atasi Stunting
- Aksi Sosial Kowarteg Ganjar Tuai Respons Positif Warga Surabaya