Mengukur Efektivitas dan Upaya Kaesang Pangarep Atasi Gizi Buruk

Oleh: M. Ahwal Usri Yusro

Mengukur Efektivitas dan Upaya Kaesang Pangarep Atasi Gizi Buruk
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Pasar Youtefa, Jayapura, Papua, Senin (27/11/2023). Foto: dok pribadi for jpnn

Teori pembangunan manusia yang disuarakan Amartya Sen dalam Development as Freedom juga memberikan pendasaran logis terkait pentingnya memberikan akses setara kepada semua individu terhadap sumber daya dasar.

Makan siang gratis di sekolah dapat dilihat sebagai langkah konkret untuk mewujudkan akses yang setara terhadap nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Teori Sen menegaskan bahwa pembangunan yang berfokus pada kesejahteraan individu akan membentuk masyarakat yang lebih sehat dan lebih adil.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dengan komitmennya terhadap isu-isu kemanusiaan dan sosial, turut berperan dalam mendukung program ini.

PSI memandang bahwa gizi buruk bukan hanya masalah kesehatan individu tetapi juga masalah sosial yang memerlukan tanggung jawab bersama.

Melalui inisiatif legislatif dan advokasi, PSI dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung program-program pencegahan gizi buruk, termasuk makan siang gratis di sekolah.

Public Health: Social and Behavioral Health yang ditulis Julie Smith menyoroti bahwa program pencegahan gizi buruk di tingkat komunitas, hal ini juga berlaku seperti program makan siang gratis di sekolah, dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan.

Smith menekankan bahwa program semacam ini tidak hanya memberikan solusi langsung terhadap masalah gizi buruk tetapi juga membentuk kebiasaan makan sehat dan memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya nutrisi.

Gibran Rakabuming, sebagai calon wakil presiden dan tokoh muda yang berpengaruh, turut mendukung program ini sebagai bagian dari visi kesejahteraan anak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News