Mengungkap ‘Matinya’ Impor Beras di Tangan Amran

Mengungkap ‘Matinya’ Impor Beras di Tangan Amran
Mentan Andi Amran Sulaiman. Foto: dok jpnn

Pasalnya, kebutuhan konsumsi beras hanya 2,6 juta ton per bulan sehingga surplus 17,05 juta ton. Capaian ini mampu mencukupi kebutuhan konsumsi untuk 6,5 bulan ke depan. 

Artinya kebutuhan konsumsi selama 2017 mampu dipenuihi hanya dari produksi padi di bulan Februari hingga Juni bahkan masih surplus untuk mencukupi kebutuhan beras selama 0,5 bulan di tahun 2018. Dengan begitu, produksi di musim tanam berikutnya dapat digunakan untuk stok di tahun 2018 dan sebagiannya untuk kebutuhan ekspor. 

Data Kementerian Pertanian menyebutkan, ekspor beras di tahun 2016 sebesar 43,7 persen. Oleh karena itu, di tahun 2018 suatu keniscayaan bagi Indonesia untuk mengekspor beras dalam volume besar dan ke banyak negara.

Pencapaian ini menunjukkan bahwa Program UPSUS yang diperintahkan Presiden Jokowi kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman benar-benar mampu menunjukkan hasil yang nyata. Melalui Program UPSUS ini, Amran menargetkan dalam waktu 3 tahun swasembada beras. 

Target ini mampu diwujudkan Amran dengan komitmen untuk tidak impor beras bahkan siap mengorbankan nyawa demi mensejahterakan petani benar-benar tidak main-main. Tidak adanya impor beras 2016 pun sekaligus mematahkan keraguan berbagai kalangan yang beranggapan tidak mungkin mewujudkan swasembada beras dalam waktu dekat. 

Namun, seandainya tidak ada Program UPSUS, Indonesia di tahun 2016 dipastikan akan  mengimpor beras mencapai 16 juta ton. Apabila ini terjadi, beras petani tidak ada harganya, akibatnya petani terus gulung tikar, inflasi tidak terkendalikan dan akhirnya kemiskinan di tingkat petani makin melebar. Parahnya, kondisi ini dipastikan akan menimbulkan disintegrasi sosial sehingga ketahanan negara pun menjadi terganggu.

Program UPSUS pun membantu Bulog dalam menyerap gabah petani sehingga rantai pasok menjadi pendek dan petani mendapat harga yang menguntungkan. Hasilnya, kinerja serapan beras selama 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK menunjukkan tren yang meningkat. 

Merujuk data Bulog, serapan gabah di tahun 2016 mencapai 2,97 juta ton dan stok beras sampai dengan Desember 2016 mencapai 1,734 juta ton. Penyerapan ini lebih tinggi dibanding serapan 2014 yang hanya 1,8 juta ton dan 2015 sekitar 2,4 juta ton.

Mimpi besar Bangsa Indonesia akhirnya terwujud. Puluhan tahun mengimpor beras, Tanah Air kembali berdaulat di era pemerintah Jokowi-JK melalui terobosan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News