Mengungkap Tradisi Ziarah Kubur dan Ikrar Halalbihalal di Betawi Pascalebaran

"Nah, ini bagus ya, ada adabnya dan etikanya. Jadi, sebelum kita mengunjungi yang sudah meninggal, lebih diutamakan yang masih hidup, seperti sesama jamaah salat Idul Fitri, juga tetangga di satu kampung,“ ungkap Ketua Pengurus Wilayah (PW) Asosisasi Pesantren NU Rabithah Ma`ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) DKI Jakarta ini.
Di akhir sesi, Kyai Kiki juga menyampaikan tentang adab berziarah kubur yang biasa dilakukan oleh Masyarakat Betawi dan merupakan ajaran para guru dan ulama Betawi tempo dulu. Ketika melakukan ziarah kubur, mereka memberi salam kepada yang telah meninggal, membaca doa-doa seperti ratiban atau tahlilan, serta melakukan tawasul kepada tokoh sufi seperti Syekh Abdul Qadir Jailani.
Tradisi ini mengajarkan pentingnya menghormati yang telah meninggal, terutama dalam bulan-bulan seperti Syawal setelah Ramadan. Ziarah kubur juga dianggap sebagai momen untuk meminta ampunan kepada Allah untuk mereka yang telah tiada dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
“Biasanya ke satu tempat yang ada makam, babenya di situ, terus kemudian, kakeknya di situ, terus ibunya. Satu kompleks semuanya di situ dikunjungin semuanya, nah, biasanya bacanya itu yasin atau baca Fatihah aja gitu tergantung kemampuan masing-masing,” jelasnya.(dkk/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Lebaran merupakan momen yang sangat ditunggu oleh umat Islam setelah menjalankan ibadah Ramadan.
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad
- Otto Hasibuan Sebut Toleransi Beragama di Peradi Sangat Luar Biasa
- Anggota DPRD DKI Brando Susanto Meninggal Dunia di Atas Panggung saat Sambutan
- IKA UB 2025 Kumpulkan Donasi Rp 1 Miliar untuk Dana Abadi Kampus Saat Berhalalbihalal
- Gelar Halalbihalal Nasional, Alumni Universitas Janabadra Teguhkan Semangat Kampus Kebangsaan
- DPC Peradi Jakbar Gelar Halalbihalal Untuk Jaga Silaturahmi Advokat
- Halalbihalal UNTAR 2025 Merajut Harmoni, Menyongsong Kemenangan dalam Keberagaman