Mengunjungi Kandara, Lokasi Pelarian Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi (1)

Bayar Calo agar Ditangkap Polisi, Tiket Disediakan Jelang Pemilu

Mengunjungi Kandara, Lokasi Pelarian Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi (1)
Ratusan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berkumpul di kolong jembatan Kandara, Jeddah, Arab Saudi menunggu pemulangan gratis dari pemerintah Arab Saudi. Foto : Agus Wiryawan/Jawa Pos
Selain mendapatkan teman senasib, mereka berharap pihak kepolisian Saudi menangkap mereka agar bisa pulang gratis. Namun, hal itu tidak terjadi setiap waktu. Bisa seminggu sekali, sebulan sekali, bahkan setahun sekali. Cara paling cepat agar bisa ditangkap polisi dan dipulangkan ke tanah air adalah membayar "calo polisi".

Hal itu diungkapkan Hani Marsiana, TKW asal Karawang, Jawa Barat. Dia pernah ditawari seorang "calo Indonesia" yang bisa mengatur agar dirinya ditangkap polisi Saudi dengan membayar 1.200 riyal. Triknya, sang calo bekerja sama dengan oknum polisi "menciduk" TKI di suatu tempat. "Setelah tertangkap, dibawa ke tarkhil (penampungan), lalu beberapa minggu kemudian dikirim pulang ke Indonesia," terangnya.

Akibat praktik kongkalikong itu, hanya TKI-TKI berduit yang bisa lepas dari Kandara. Sementara yang tidak punya duit terpaksa melacur untuk mencari uang sogok. Namun, sang calo pun tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Terkadang, setelah bayar sogokan, ditangkap polisi, tapi tidak dibawa ke tarkhil, dan malah dipereteli perhiasan dan telepon genggamnya. "Kadang malah diperkosa," ungkap Hani sambil terisak.

 

Hani berharap, pemerintah Indonesia mau melihat sendiri keadaan para TKI yang berada di Kandara. Sebab, konsulat jenderal (Konjen) di Arab Saudi tidak pernah memperhatikan mereka. "Mereka (staf Konjen) nggak pernah sekali pun ke sini. Di TV aja mereka kelihatan sok perhatian sama kami. Tidak seperti TKI Filipina yang dikirimi makanan oleh pemerintahnya. Coba, Bapak Presiden atau Menteri cek langsung ke sini (Kandara)," tantangnya.

Nasib TKI di tanah para nabi sungguh memilukan. Banyak di antara mereka yang disiksa, diperkosa, dan ditipu majikannya. Supaya bisa pulang, mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News