Menimba Ilmu di Guangzhou, Pak Guru Ketagihan Film Dewasa Tiongkok

Menimba Ilmu di Guangzhou, Pak Guru Ketagihan Film Dewasa Tiongkok
Ilustrasi. Radar Surabaya

Soal gaya makan misalnya. Ketika makan, Donwori tidak lagi pakai sendok dan garpu tapi sumpit. Bicaranya dengan orang yang dikenal juga menggunakan bahasa Tionghoa sedikit medok. Misalnya, ni hao ma atau xie..xie... 

Tampilannya juga pakai peci khas Tiongkok dengan tali panjang di kepalanya. Untung kepalanya masih memiliki rambut. Tidak diplontos dengan disisakan rambut panjang dikuncir mirip film-film kungfu. 

Donwori juga hobi melihat film-film Tiongkok. Dari mulai film kungfu, romantis hingga film dewasa. “Suami pulangnya ke Surabaya tiga hari sekali. Dulu kalau di rumah, fokus main sama anak. Sekarang fokus lihat film gitu (dewasa artis Tiongkok, Red),”  jelasnya.

Yang membuat wanita yang tinggal di Karang pilang itu geram, Donwori menjual dua rumah warisan orang tuanya untuk membeli apartemen di Surabaya Selatan. Ini yang membuat Karin curiga. 

Karin menilai ada yang aneh ketika Donwori memutuskan untuk membeli apartemen. Sebab, Donwori memiliki kepribadian yang supel dan lebih suka hidup di kampung daripada di apartemen. Donwori juga lebih suka menulis puisi seperti Rangga dibandingkan melihat film.  

“Dulu diajak beli rumah di perumahan saja tidak mau. Lha ini sekarang malah beli apartemen. AADD beneran nih suami,” kata wanita yang juga guru itu.  

Gara-gara apartemen itu, kehidupan rumah tangga Donwori dan Karin jadi ramai dengan bumbu percekcokan. Akan tetapi, lambat laun Karin pun mulai mengalah. Karin berpikir positif, Donwori membeli apartemen untuk investasi. Sebab, kini memang tren orang tinggal di apartemen meningkat. 

Meskipun masih sering sedikit kesal melihat suaminya bersikap ketiongkok-ketiongkokan. Karin mulai mengalah. Karin memilih diam dan tidak berkomentar apa-apa terhadap perubahan suami. “Lha kulit hitam jlinteng kayak sepur gitu, kok gayane kayak Andy Lau. Tidak mungkin layau,” ujar ibu satu anak itu. (umi hany/no)

SEKEMBALINYA dari tanah Guangzhou, Tiongkok, Donwori, 40, berubah. Dia jadi ketiongkok-tiongkokan. Sang istri, sebut saja Karin, 38, punya tanda


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News