Meninjau Layanan Pendidikan Anak-Anak WNI di Filipina (2-Habis)
Dirikan SMP Terbuka agar Siswa Tahu Nenek Moyang
Kamis, 29 November 2012 – 00:02 WIB

Daini Wirasti (berkerudung) mengajari bahasa Indonesia pada anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina. Foto: M Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Hal tersebut, tambah Daini, terjadi karena mereka lahir dari orang tua yang juga lahir di Filipina. Nenek moyangnya dulu tidak pernah mengajari dan membiasakan anak-anaknya untuk berbahasa Indonesia.
Koordinator SMP Terbuka Tupi Nanang Sumanang mengungkapkan, saat ini ada 83 siswa anak WNI yang terdaftar di sekolahnya. "Sebelumnya, jika hari libur (Sabtu dan Minggu, Red) anak-anak itu ikut membantu orang tua bekerja sebagai pemetik kelapa, kopra, atau di kebun nanas," jelasnya.
Lulusan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, itu berharap semakin banyak anak WNI di Tupi yang mau bersekolah di SMP terbuka. Dengan cara tersebut, anak-anak itu tidak kehilangan jati diri mereka sebagai WNI.
"Kalau saya tanya, anak-anak itu selalu menjawab bahwa dirinya orang Indonesia. Tapi, mereka mengaku tidak tahu banyak tentang Indonesia," terang dia.
Anak-anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina, terpaksa belajar di sekolah milik pemerintah setempat. Akibatnya, mereka semakin tidak mengenal
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu