Meninjau Layanan Pendidikan Anak-Anak WNI di Filipina (2-Habis)

Dirikan SMP Terbuka agar Siswa Tahu Nenek Moyang

Meninjau Layanan Pendidikan Anak-Anak WNI di Filipina (2-Habis)
Daini Wirasti (berkerudung) mengajari bahasa Indonesia pada anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina. Foto: M Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Anak-anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina, terpaksa belajar di sekolah milik pemerintah setempat. Akibatnya, mereka semakin tidak mengenal negeri nenek moyang sendiri. Berikut bagian terakhir tulisan wartawan Jawa Pos M. HILMI SETIAWAN yang mengikuti kunjungan Mendikbud Mohammad Nuh di Mindanao pekan lalu.

 

= = = = = = = = =

TUPI adalah kota kecil dan terpencil di kawasan Mindanao Selatan. Bila di Indonesia, kota itu bisa disejajarkan dengan kota kecamatan. Jalan-jalan tak seramai di Davao City, apalagi Manila, ibu kota Filipina.

Tak banyak gedung bertingkat. Untuk menuju ke sana, diperlukan waktu sekitar lima jam lewat jalan darat atau 45 menit penerbangan dari Davao City, kota terbesar di kawasan Mindanao Selatan.

 

Anak-anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina, terpaksa belajar di sekolah milik pemerintah setempat. Akibatnya, mereka semakin tidak mengenal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News