Menjadi Aneh di Hussainiah

Oleh Dahlan Iskan

Menjadi Aneh di Hussainiah
Dahlan Iskan.

jpnn.com - Kami masih nyamil saat sang imam maju ke tempatnya. Ada 20-an orang di dalam masjid Syiah di San Antonio, Texas ini.

Imam duduk bersimpuh di atas sajadah. Memandang benda bulat pipih di depannya. Lalu menggeser turbah itu agar persis di posisi dahinya saat sujud nanti. Salah satu anak muda berdiri.

Mengumandangkan adzan. Oh…azannya khas. Setelah dua kalimah syahadat itu: ada kumandangan apresiasi untuk Sayidina Ali. Lalu dilanjutkan dengan seruan untuk salat. Dan seterusnya.

Lalu mulailah Salat Magrib. Tangan tidak ada yang sedakep. Tidak aneh.

Saya temukan juga yang seperti itu di masjid-masjid Tiongkok. Di Aljazair. Sebagian di Makkah.

Tapi tetap saja saya terlanjur. Seperti otomatis: sedakep. Sendirian.

Saat rukuk bacaan rukuknya hanya sekali. Bukan tiga kali. Ditambah Selawat Nabi.

Demikian juga saat sujud. Posisi duduknya selalu sama: bersimpuh. Dua telapak kaki ditindih pantat.

Setelah dua kalimah syahadat itu: ada kumandangan apresiasi untuk Sayidina Ali. Lalu dilanjutkan dengan seruan untuk salat. Dan seterusnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News