Menjelang Pemilu 2024, Ibu-Ibu Majelis Taklim Singgung Soal Ketidaknetralan Jokowi

Menjelang Pemilu 2024, Ibu-Ibu Majelis Taklim Singgung Soal Ketidaknetralan Jokowi
Harakah Majelis Taklim (HMT) menggelar seruan moral Majelis Taklim Indonesia untuk pemilu yang jujur, adil, bermartabat dan damai di Asrama Yayasan Yatim Piatu Al Akhyar, Jakarta Selatan, Rabu (31/1). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Harakah Majelis Taklim (HMT) menggelar seruan moral Majelis Taklim Indonesia untuk pemilu yang jujur, adil, bermartabat dan damai di Asrama Yayasan Yatim Piatu Al Akhyar, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).

Ketua HMT, Nuryati Murtadho menyebutkan pihaknya menuntut enam hal yang harus terpenuhi pada pilpres 2024 ini.

"Kami majelis taklim yang hadir menyerukan seruan moral kepada penyelenggara pemilu dan kepada orang-orang yang duduk di pemerintah," kata Nuryati Murtadho.

Dia pun sedikit menyinggung soal pelanggaran etik yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK), hingga ketidaknetralan Presiden Jokowi.

"Ada pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi, ketidaknetralan presiden, pejabat, dan aparatur negara, penyalahgunaan kekuasaan dan fasilitas negara, politik uang, pemaksaan untuk memiliki paslon tertentu, serta intimidasi kepada pihak yang berbeda pilihan," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, Majelis Taklim Indonesia sebagai bagian dari organisasi di tanah air menyampaikan seruan moral kepada semua pihak agar berperan aktif menciptakan pemilu jujur, adil, damai dan martabat.

"Hanya dengan pemilu yang demikianlah para pemimpin bangsa yang dihasilkan oleh Pilpres dan Pileg akan memperoleh kepercayaan rakyat, sehingga gilirannya akan mendapatkan pertolongan Allah," pungkas Nuryati Murtadho.

Total ada 6 seruan moral yang disuarakan pada acara Majelis Taklim Indonesia.

Harakah Majelis Taklim (HMT) menggelar seruan moral Majelis Taklim Indonesia untuk pemilu yang jujur, adil, bermartabat dan damai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News