Menkeu Terbitkan SBN Lagi, Fadli Zon Beber Rasio Utang Sejak Soeharto sampai Jokowi

Menkeu Terbitkan SBN Lagi, Fadli Zon Beber Rasio Utang Sejak Soeharto sampai Jokowi
Fadli Zon. Foto: Ricardo/JPNN.com

Angka itu naik menjadi 38 persen pada 1997 seiring krisis moneter yang mulai muncul kala itu. Pada 1998, rasio utang pemerintah terhadap PDB melonjak ke angka 57,7 persen.

Selanjutnya antara periode 1999 hingga 2003, rasionya naik lagi menjadi lebih dari 60 persen. Perinciannya secara berturut-turut adalah 85,4 persen pada 1999, naik menjadi 88,7 persen pada 2000, lalu turun ke 77,2 persen pada 2001, anjlok ke 67,2 persen pada 2002, serta 61,1 persen pada 2003.

Fadli mengatakan, saat pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri berakhir pada 2004, rasio utang terhadap PDB kembali turun menjadi 56,5 persen. Adapun setelah sepuluh tahun periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), rasio utang pemerintah diturunkan hingga tinggal 24,7 persen pada 2014.

“Sayangnya, selama lima tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, rasio utang kita kembali meningkat hingga di atas 30 persen. Jumlah utang terus meningkat, tetapi laju kenaikan pendapatan kita jauh tertinggal. Artinya, laju penambahan utang lebih cepat dari kenaikan pendapatan,” katanya.

Oleh karena itu Fadli menilai klaim yang menyebut jumlah utang pemerintah saat ini masih dalam batas aman bisa membahayakan. “Saya khawatir, krisis kesehatan akibat corona ini akan dijadikan dalih oleh pemerintah mengeruk utang sebesar-besarnya untuk menutupi compang-campingnya keuangan negara, jadi bukan untuk mengatasi krisis yang sedang dihadapi rakyat itu sendiri,” pungkasnya.(boy/jpnn)

Fadli Zon menyoroti lonjakan utang pemerintah di tengah pandemi virus corona (COVID-19), termasuk penerbitan sovereign bond oleh Menkeu Sri Mulyani.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News