Menko Airlangga Hartarto Groundbreaking Pabrik Refinery Mineral Pertama di Indonesia

Menko Airlangga Hartarto Groundbreaking Pabrik Refinery Mineral Pertama di Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara groundbreaking proyek perluasan PT Smelting di Gresik, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (19/02/2022). (ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian)

Saat ini, kata Airlangga, Indonesia memiliki cadangan bijih tembaga sebesar 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta ton per tahun. 

Cadangan bijih tembaga tersebut diperkirakan akan habis dalam 30 tahun apabila tidak ada tambahan cadangan baru. 

Oleh karena itu, peningkatan nilai tambah bijih tembaga sangat diperlukan, baik dengan pembangunan pabrik baru atau ekspansi pabrik yang ada untuk ekstraksi tembaga.

Lebih lanjut Airlangga menyampaikan bahwa dengan kapasitas pengolahan konsentrat PT Smelting direncanakan akan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 1,3 juta ton dan kapasitas produksi katoda tembaga juga meningkat menjadi 342.000 ton per tahun.

Proyek ekspansi PT Smelting yang keempat sejak 1999 tersebut, juga akan menambah pabrik asam sulfat baru, menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter, serta menambah jumlah sel elektrolisa di refinery. 

Peningkatan kapasitas dalam ekspansi tersebut membutuhkan capex USD 231 juta, dan direncanakan akan selesai pada September 2023.

Ekspansi PT Smelting tidak hanya memenuhi kebutuhan produk di dalam negeri, seperti katoda tembaga untuk industri kawat/kabel, batangan tembaga, industri kimia, serta produk samping berupa asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk serta copper slag dan gipsum sebagai bahan baku semen.

Namun, Airlangga Hartarto menyatakan PT Smelting juga mengekspor katoda tembaga dan tembaga telurida.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan groundbreaking proyek perluasan PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, Sabtu (19/2).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News