Menko Airlangga: Kebijakan Berkelanjutan jadi Kunci Pertumbuhan Perekonomian Nasional
Oleh karena itu, lanjut Menko Airlangga, kebijakan berkelanjutan yang diambil menjadi kunci pertumbuhan perekonomian ke depan.
"Walaupun kita menyadari ada risiko-risiko ke depan,” imbuh Menko Airlangga.
Guna memastikan stabilitas dan ketahanan ekonomi ke depan, kata Menko Airlangga, sejumlah kebijakan prioritas telah disiapkan pemerintah.
Mulai dari revitalisasi mesin konvensional melalui peningkatan produktivitas dan daya saing dengan Program Kartu Prakerja, pelatihan vokasi, dan implementasi UU Cipta Kerja, pembangunan infrastruktur dengan melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Kemudian pembangunan MRT dan kereta cepat, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Ibu Kota Nusantara (IKN), serta Reforma Agraria, perluasan kerja sama internasional, dan penguatan ketahanan pangan.
Pemerintah juga akan mendorong mesin perekonomian baru melalui digitalisasi, transisi energi berkelanjutan, industrialisasi dengan hilirisasi yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Selanjutnya, penguatan ketahanan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat juga akan dilakukan pemerintah melalui berbagai perlindungan sosial, termasuk menjaga daya beli masyarakat rentan, pembiayaan mikro, dan padat karya tunai.
Sebagai informasi, menutup tahun 2023 pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV justru kembali mencatatkan angka solid sebesar 5,04 persen (yoy) atau lebih tinggi dari triwulan III 2023 yang tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy)
Menko Airlangga menilai prospek perekonomian nasional ke depan juga dinilai masih akan memiliki capaian optimal, simak penjelasannya
- Holding UMi Sukses Pacu Inklusi dan Literasi Keuangan Nasional
- Ini Peran dan Kontribusi Bea Cukai Terhadap Penerimaan Negara & Pengawasan Perdagangan
- Perkuat Sinergi Antarinstansi, Bea Cukai Berikan Edukasi Kepabeanan di 2 Wilayah Ini
- Peran Mandiri Agen Diperkuat untuk Memperluas Inklusi Keuangan
- Komitmen Dorong Perekonomian Nasional, Nojorono Kudus Terus Inovasi Produk
- Impor-Ekspor Indonesia-Israel Masih Ada, Banyak Pihak Meragukan Boikot Produk