Menpera Minta Pengembang Bangun Perumahan di Perbatasan

Menpera Minta Pengembang Bangun Perumahan di Perbatasan
Menpera Minta Pengembang Bangun Perumahan di Perbatasan
JAKARTA - Sebanyak 22 ribu kepala keluarga (KK) pengungsi dari eks Provinsi Timor-Timur yang kini tinggal di daerah perbatasan NTT-Timor Leste, ternyata belum memiliki rumah layak huni. Itu pula sebabnya, Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa meminta para developer untuk membangun rumah di daerah perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

"Pembangunan perumahan di perbatasan sangat penting. Karena itu saya minta para pengembang untuk berinovasi serta berkiprah dalam program pembangunan perumahan di perbatasan Indonesia dan Timor Leste,” ujar Menpera dalam surat elektroniknya pada JPNN, Minggu (6/2).

Mengingat saat ini harga rumah kebanyakan cukup mahal, Suharso menyarankan para pengembang untuk membangun rumah dengan kualitas yang baik namun murah harganya. "Saya akan upayakan mendapatkan angka pasti berapa harga rumah di daerah perbatasan. Paling tidak Rp 5 juta untuk tipe21. Tentunya dengan menggunakan bahan-bahan bangunan lokal yang ada di daerah tersebut,” ungkapnya.

Ditambahkannya, pihaknya akan mencoba mendemonstrasikan pembangunan rumah murah tersebut di hadapan presiden saat berkantor di Kupang nanti. "Semoga saja bangunan rumahnya tidak akan roboh kalau ada bencana alam. Apalagi secara geologi, Kupang masuk kawasan rawan bencana alam," tandasnya. (Esy/jpnn)

JAKARTA - Sebanyak 22 ribu kepala keluarga (KK) pengungsi dari eks Provinsi Timor-Timur yang kini tinggal di daerah perbatasan NTT-Timor Leste, ternyata


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News