Menperin Sebut RI dan Jepang Besinergi Bangun Kapasitas Sektor Manufaktur

Menperin Sebut RI dan Jepang Besinergi Bangun Kapasitas Sektor Manufaktur
Menperin Airlangga Hartarto pada acara peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri wilayah Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), Senin (18/3). Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, antara pemerintah Indonesia dan Jepang telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang komprehensif dalam upaya pengembangan di sektor industri manufaktur. Langkah strategis ini dinilai akan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Kolaborasi bilateral ini dituangkan melalui penandatanganan framework document antara Menperin Airlangga Hartarto dengan Ministry of Economy, Trade, and Investment (METI) Jepang, Hiroshige Seko di Osaka, Jepang, Kamis (27/6) waktu setempat.

 

BACA JUGA: Menperin: Pelumas Wajib Berstandar SNI Untuk Lindungi Produsen dan Konsumen

Sinergi merupakan implementasi dari proyek The New Manufacturing Industry Development Center (New MIDEC) di bawah kerangka kerja sama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)

“Dengan adanya kerja sama New MIDEC ini bisa mengkompensasikan defisit perdagangan antara Indonesia dan Jepang dalam bentuk capacity building yang sifatnya dasar untuk sektor manufaktur. Misalnya, kapasitas untuk teknik pengelasan atau skill lainnya yang terkait di industri otomotif,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis (27/6).

Kegiatan New MIDEC meliputi enam sektor, yaitu industri otomotif, elektronik, tekstil, makanan minuman, kimia serta logam. Selain itu juga terdapat tujuh lintas sektor, yaitu metal working, mold & dies (tooling), welding, SME development, export and investment promotion, green industry (energy, waste, emission), serta industry 4.0 (digitalization, automation, policy reforms).

Implementasi program New MIDEC yang dapat dilaksanakan langsung setelah penandatanganan tersebut adalah di sektor otomotif dengan melibatkan dua lintas sektor, di antaranya mold and dies (tooling) dan SME development. Sementara itu, kegiatan di sektor lainnya akan dilaksanakan setelah kedua belah pihak menyiapkan Technical Arrangement dan masukan dari para stakeholders terkait.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, antara pemerintah Indonesia dan Jepang telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang komprehensif dalam upaya pengembangan di sektor industri manufaktur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News