Mensos Dorong Tagana Aktif Jadi Perajut Persatuan

Mensos Dorong Tagana Aktif Jadi Perajut Persatuan
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat (paling kiri) saat mewakili Mensos Khofifah Indar Parawansa pada Jambore dan Bakti Sosial Tagana di Tondano, Sulawesi Utara, Kamis (26/10). Foto: Biro Humas Kemenso

jpnn.com, TONDANO - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengajak Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk aktif dalam merajut persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus menjaganya. Ajakan itu disampaikan di hadapan para Tagana yang sedang menggelar jambore dan bakti sosial di Kota Tomohon dan Tondano di Sulawesi Utara.

Sebagaimana sambutan tertulis Khofifah yang dibacakan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat di Tondano, Kamis (26/10), keberagaman dan perbedaan sebagai kekayaan berharga Bangsa Indonesia harus selalu dijaga dan dihormati. Sebab, tantangan Indonesia saat ini adalah persoalan kemajemukan bangsa yang harus dijaga dan dikelola sesuai dinamika kehidupan di masyarakat.

"Bukan hal yang mudah menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, mengingat besarnya wilayah dan penduduk Indonesia ditambah beragamanya budaya dan suku. Mari kita sukuri anugerah yang maha kuasa ini," ujar Harry mengutip pesan Khofifah.

Kegiatan Jambore dan Bakti Sosial Tagana 2017 yang dipusatkan di Kota Tomohon dan Tondano itu diikuti 1.400 peserta dari 33 provinsi serta dari empat negara ASEAN, yakni Filipina, Malaysia, Kamboja dan Jepang. Jambore yang berlangsung mulai 23 Oktober itu akan berakhir Jumat (27/10).

Lebih lanjut Harry mengatakan, keberagaman yang ada di Indonesia berpotensi menimbulkan berbagai gesekan dan konflik di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, kata dia, Tagana harus menjadi perekat keberagaman sehingga tumbuh suasana harmoni saling menghargai dan memahami bahwa perbedaan adalah sebuah rahmat.

"Kiprah nyata dan eksistensi Tagana pun sudah diakui di seluruh Indonesia. Jangan pernah bekerja atas dasar kesamaan suku, agama, ras dan budaya tapi atas nama solidaritas dan layanan kemanusiaan," imbuhnya sebagaimana siaran pers Kemensos.

Bahkan, Tagana juga digembleng dengan berbagai pelatihan agar benar-benar siap diterjunkan ke lokasi bencana satu jam setelah kejadian. Untuk memperkuat peran Tagana, kata Harry mengutip Khofifah, maka organisasi relawan itu juga harus dibekali pemahaman wawasan nusantara, wawasan kebangsaan, serta kemampuan layanan dukungan psikososial.

Saat ini jumlah Tagana yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 35.054 personel. Tagana juga menjadi tempat belajar dan menumbuhkembangkan semangat bela negara.

Mensos Khofifah Indar Parawansa mengajak Tagana untuk aktif dalam merajut persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus menjaganya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News