Mentan Amran Ingin Kalsel Jadi Penopang Pangan di Luar Jawa

Mentan Amran Ingin Kalsel Jadi Penopang Pangan di Luar Jawa
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam panen di lahan rawa pasang surut di Desa Tambak Sarinah, Kecamatan Kurau, Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel). Foto: Kementan

Selain itu, Amran mengungkapkan optimasi lahan berpotensi menaikkan pendapatan petani sampai tiga kali karena tanam dan panen tiga kali setahun. Saat ini, ia melihat petani luar Jawa masih dominan tanam sekali dalam setahun.

"Mimpi besar kami, Kalsel jadi penopang pangan di luar Jawa. Kalau bisa tanam dua kali, kemudian tiga kali setahun artinya pendapatan petani naik tiga kali lipat," tambah Amran.

Untuk mendorong optimasi lahan rawa di Kalsel, Amran akan segera mengirim lagi 50 unit excavator untuk menggarap 200 ribu hektare lahan. Kementan mencatat sudah mengirim 62 unit excavator.

Selain excavator, Kementan siap mengirim ratusan traktor dan combine hafester ke petani sasaran program.

Amran ingin petani menjual dalam bentuk beras demi meraup margin lebih besar ketimbang menjual padi. Mekanisme pertanian akan mempercepat kerja petani dari 25 hari menjadi 3 hari ketika tanam.

"Jadi tanam, panen, sampai jadi beras semua pakai alat pertanian. Semua sudah mekanisasi pertanian, enggak perlu lagi capek tanan padi. Kalsel harus jadi rujukan dunia bidang pertanian rawa," sebutnya.

Selain padi, lahan rawa bisa dipergunakan untuk sektor lainnya. Misalnya beternak bebek, ayam, ikan, sampai ditanami tanaman hortikultura. Kementan mencatat, Indonesia memiliki potensi lahan rawa sebanyak 10 juta hektare.

Gubernur H Sahbirin Noor tidak bisa menyimpan rasa bangga dan syukurnya melihat keberhasilan pertanian di Kalsel.

Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang digalakkan Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan hasil positif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News