Mentan Amran Puji Kecap Pamor, Ingat Cintanya Pernah Ditolak

Mentan Amran Puji Kecap Pamor, Ingat Cintanya Pernah Ditolak
Mentan Amran Sulaiman berkunjung ke Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Yogyakarta. Foto: Ken Girsang/JPNN.com

Kemudian, Eka Tjipta Widjaja (Sinarmas Group) mengantongi kekayaan USD 9,1 miliar. Susilo Wonowidjojo (Gudang Garam) USD 8,8 miliar.

Antoni Salim (Indofood) USD 6,9 miliar dan beberapa konglomerat lainnya.

‎"Saya tertarik dengan Kecap Pamor. Penduduk di DI Yogyakarta ini saja sekitar 3,2 juta jiwa. Jika semua mengonsumsi kemasan botol kecil seharga Rp 10 ribu saja, beli empat botol dalam sebulan, omzetnya bisa mencapai Rp 1,4 triliun setahun," ucapnya.

Menurut Amran, omzet sebesar itu dapat terwujud jika hasil penemuan diberi sentuhan inovasi.

Misalnya, pada kemasan dicantumkan Kecap Pamor berbahan organik dan jika dikonsumsi dapat memperpanjang usia.

"Tulis di sampingnya, bila mencoba di luar produk ini memperpendek umur. Ini luar biasa, pasti dicari orang kelas menengah untuk dikonsumsi," katanya.

Amran kemudian mengajak para mahasiswa STPP terus berupaya mengembangkan inovasi-inovasi baru. Diawali dengan membiasakan diri belajar teori dan praktik selama 20 jam sehari. ‎ Sangat dimungkinkan asal ada niat dan kemauan.

STPP ‎Yogyakarta merupakan salah satu STPP yang berada di bawah naungan Kementan. Cikal bakal kelahirannya dimulai 1942, dari sebelumnya bernama Tyoto Nogakko.‎

Mentan Amran Sulaiman memuji Kecap Pamor yang dikembangkan mahasiswa dan para dosen di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Yogyakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News